Kurangi Kemacetan, Gubernur DKI Targetkan Perluasan MRT ke Banten

Laporan: Sigit Nuryadin
Selasa, 09 September 2025 | 19:30 WIB
MRT Jakarta (SinPo.id/Beritajakarta)
MRT Jakarta (SinPo.id/Beritajakarta)

SinPo.id - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, menekankan pentingnya kerja sama lintas wilayah dalam mengurai kemacetan di kawasan Jabodetabek. Salah satu langkah konkret yang tengah didorong, kata dia, ialah memperluas jaringan Mass Rapid Transit (MRT) hingga ke wilayah Banten.

Menurut Pramono, pembangunan transportasi massal tak bisa lagi bersifat parsial berdasarkan batas administratif daerah. Dia menyebut Jakarta dan kota-kota penyangga seperti Tangerang dan Tangerang Selatan menghadapi masalah lalu lintas yang saling berkaitan.

"Kita tidak bisa melihat kemacetan hanya sebagai persoalan Jakarta saja. Sistem transportasi kita harus terintegrasi lintas provinsi. Karena itu, kami dorong agar MRT bisa tersambung ke Banten sebagai bagian dari solusi regional," ujar Pramono di Jakarta, Selasa, 9 September 2025.

Gagasan ini, lanjut Pramono, telah  komunikasikan dengan Gubernur Banten Andra Soni. Menurutnya, kedua pihak sepakat pembangunan jalur MRT lintas wilayah merupakan bentuk kolaborasi konkret antara dua provinsi dalam mengatasi kepadatan kendaraan di jalur darat.

“Sudah sejak lama kami membangun sinergi, contohnya Transjabodetabek yang menghubungkan Alam Sutera ke Blok M. Sekarang sudah terbukti bisa membantu mengurangi kemacetan,” ungkapnya. 

Lebih jauh, dia juga menyampaikan, Pemprov DKI sendiri menargetkan pembangunan MRT fase selanjutnya mencapai kawasan Kota pada 2027 dan Ancol pada 2029. Namun sebelum proyek itu rampung, Pramono ingin perencanaan jalur ke arah Banten sudah dimulai.

“Kalau bisa kita mulai sebelum Ancol rampung, pembangunan jalur ke Banten akan jadi langkah strategis. Kita bayangkan lima tahun lagi, sudah ada MRT dari Pondok Labu sampai Tangerang atau Tangerang Selatan,” ujar Pramono. 

Dia menambahkan, integrasi transportasi massal lintas wilayah ini akan membawa perubahan besar terhadap pola mobilitas warga. 

"Langkah ini bukan hanya soal konektivitas, tetapi juga keberlanjutan sistem transportasi perkotaan," tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI