Prabowo Dukung Gerakan "Warga Jaga Warga": Tegaskan Tolak Provokasi dan Kekerasan
SinPo.id - Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya aksi kolektif masyarakat melalui gerakan Warga Jaga Warga sebagai bentuk menjaga keamanan lingkungan sekaligus mencegah potensi provokasi maupun kekerasan.
Menurut Prabowo, gerakan tersebut merupakan bentuk pengembalian budaya asli Indonesia, yakni sistem keamanan keliling (siskamling) yang menekankan solidaritas warga dalam menjaga lingkungannya masing-masing.
“Ada pengamanan lingkungan masing-masing, dulu ada yang dikenal ronda, ada yang dikenal siskamling, kentongan, masing-masing mengamankan. Kalau ada orang-orang luar yang enggak jelas, yang mau menghasut, segera laporan, kalau perlu ya diusir, ya dicegatlah,” kata Prabowo dalam pertemuan dengan sejumlah pimpinan media massa di Hambalang, Jawa Barat, melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin 8 September 2025.
Prabowo juga menegaskan tidak boleh ada pembenaran terhadap aksi kekerasan, termasuk pembakaran fasilitas umum maupun gedung lembaga demokrasi, seperti DPRD. Menurutnya, tindakan anarkis justru merugikan rakyat.
“Gedung-gedung itu dibangun dengan uang rakyat, yang setengah mati kita kumpulkan. Jadi, pihak-pihak yang melakukan ini, menurut saya memang tidak cinta tanah air, tidak cinta rakyat, ngomong cinta rakyat, (tapi) ingin mengadu domba rakyat dengan pemimpin dengan tujuan yang enggak jelas,” ucapnya.
Selain menyoroti soal keamanan, Presiden juga menegaskan komitmennya untuk terus berada di garda depan pemberantasan korupsi. Ia mengajak masyarakat ikut memberi saran dan terlibat dalam upaya penyelamatan uang rakyat.
Meski mengakui adanya pihak-pihak yang berupaya merusak stabilitas nasional, Prabowo optimistis Indonesia mampu menghadapinya.
“Secara keseluruhan, saya percaya dengan kekuatan bangsa kita, kita pernah mengalami krisis-krisis yang banyak, ini krisis-krisis buatan tapi kita akan atasi,” tegasnya.
Berdasarkan informasi, pertemuan Prabowo dengan enam pemimpin redaksi media massa di Hambalang, Jawa Barat, berlangsung hampir 14 jam sejak Sabtu (6/9) pagi hingga Minggu (7/9) dini hari. Pertemuan tersebut turut dihadiri Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, dengan agenda utama membahas 17+8 tuntutan masyarakat.

