KPU Minta Masyarakat Tak Perlu Ragu Pelaksanaan Pemilu Saat Pandemi
sinpo, JAKARTA - Anggota Komisi Pemilihan Umum, Verian menilai, politik identitas yang mencadi ancaman dalam pelaksanaan Pilkdada 2020, belakangan ini semakin banyak terjadi seiring kemajuan teknologi.
Ia mengatakan, hal yang banyak terjadi saat ini ialah menyalahgunakan politik berbasis kelompok seperti suku, agama, ras antar kelompok untuk mengambil keuntungan.
Sedangkan, kata dia, politik uang yang marak dilakukan adalah memberikan uang atau sejenisnya untuk memperoleh suara.
"Politik identitas digunakan secara mudah memantik emosional pemilih secara efektif dan murah," ucapnya saat menghadiri acara seminar di Solo, Jawa Tengah, Selasa (27/10/2020).
Mengenai persoalan ini, anggota Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Kordiv Penanganan Pelanggaran, Sri Wahyu Annaningsih mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi permasalahan politik identitas.
Sri mengungkapkan, strategi pihaknya dalam mencegah terjadinya politik identitas dilakukan dengan cara mengantisipasi pelanggaran Pemilu dan sengketa.
Selain itu, upaya lainnya yang dilakukan, lanjutnya, ialah membangun komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder di masing-masing wilayah.
"Kemudian pengoptimalkan sosialisasi penyediaan informasi politik dan pendidikan politik kepada masyarakat," ucapnya.
Terkait penganan politik uang, dirinya mengakui perlu dilakukan pengawasan langsung. Pengawasan dilakukan dengan mengembangkan pengawasan partisipatif.
"Hingga menjalin kerja sama dengan stake holder dan adanya sosialisasi pendidikan politik," imbuh Sri.
Sementara itu, terkait Pilkada 2020 pada saat pandemi COVID-19 nanti, Verian memastikan KPU sudah menyiapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ia meminta agar masyarakat tak perlu meragukan langkah KPU dalam memastikan keamanan dan kenyamanan pelaksanaannya bagi masyarakat.
"Pilkada saat ini akan menerapakan protokol kesehatan secara ketat seperti jumlah pemilih per-TPS, KPPS sehat dari COVID 19, suhu tubuh aman, pengturan kedatangan dan areal TPS bebas COVID-19," tuturnya.
Aturan perilaku 3M yakni memakai masker, membersihkan tangan dan menjaga jarak juga bakal diperlakukan selama proses pemungutan suara berlangsung.
"Kami juga lakukan sterilisasi paku, wajib memakai masker, sarung tangan, dan tinta ditetes (tidak diteteskan ke jari pemilih)," tuturnya.