Airlangga Optimis Dampak Demo ke Ekonomi Bersifat Jangka Pendek

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 01 September 2025 | 16:46 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (SinPo.id/ Dok. Ekon)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (SinPo.id/ Dok. Ekon)

SinPo.id -  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keyakinan kepada para investor maupun pengusaha, dinamika sosial dan politik pekan ini, hanya akan berdampak jangka pendek terhadap perekonomian nasional maupun indeks harga saham gabungan (IHSG). Dan, diharapkan segera membaik. 

"Terkait dengan situasi terkini dengan fundamental ekonomi yang solid, pemerintah yakin dampak dan dinamika sosial politik yang terjadi terhadap ekonomi harapannya bersifat jangka pendek," kata Airlangga dalam konferensi pers, Senin, 1 September 2025. 

Menurut Airlangga, ekonomi Indonesia tetap berjalan di jalur yang positif. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang cukup stabil, kendati sejak awal tahun telah terdepresiasi sebesar 2,35 persen ke level Rp16.490 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan kemarin.

IHSG bahkan sempat mencapai rekor tertinggi yaitu di level 8.000 pada perdagangan pekan lalu.

"Jadi, minggu kemarin kita ketahui di tanggal 25 Agustus, indeknya 7.926, itu menguat 0,87 persen. Di hari 28 Agustus, 7.952 menguat 0,2 persen. Dan kemarin pada hari Jumat, saat demo besar itu turun 1,53 persen atau 7.830," ujarnya.

Kemudian, tingkat inflasi, pada Juli 2025, juga terkendali di 2,37 persen. Berikutnya, konsumsi domestik tercatat masih kuat seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, kenaikan aktivitas belanja ritel baik offline maupun online, dan dorongan stimulus untuk daya beli masyarakat.

"Kemudian terjadi perputaran uang dan transaksi di berbagai provinsi menunjukkan tingginya tingkat pertumbuhan dan aktivitas ekonomi secara spesial," ungkapnya. 

Airlangga menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tercatat resilien dan tumbuh sebesar 5,12 persen year on year (yoy) pada kuartal II-2025.

Selain itu, PMI Manufaktur membaik ke level 51,5 pada Agustus 2025 yang didorong oleh ekspansi output dan permintaan baru, dari sebelumnya di level 47,4 pada Mei 2025, di level 46,9 pada Juni, serta 49,2 pada Juli 2025.

"Menunjukkan aktivitas pembangunan pabrik dan fasilitas produksi baru, artinya ada potensi ekspansi pada kuartal III-2025, dan tingginya perputaran uang dan transaksi keuangan di berbagai provinsi menunjukkan masih tingginya aktivitas ekonomi secara spasial," tukasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI