Houthis Gerebek Kantor WFP dan UNICEF di Sanaa Usai PM Tewas dalam Serangan Israel
SinPo.id - Kelompok Houthi yang didukung Iran pada Minggu 31 Agustus 2025 melakukan penggerebekan terhadap kantor World Food Program (WFP) dan UNICEF di Sanaa, Yaman, serta menahan sedikitnya satu staf PBB. Langkah ini dilakukan di tengah peningkatan keamanan di ibu kota setelah serangan udara Israel menewaskan Perdana Menteri Houthi Ahmed al-Rahawi dan sejumlah menterinya.
Juru bicara WFP, Abeer Etefa, mengonfirmasi penggerebekan tersebut. “WFP menegaskan kembali bahwa penahanan sewenang-wenang terhadap staf kemanusiaan tidak dapat diterima,” ujarnya.
Seorang pejabat PBB dan seorang pejabat Houthi — yang meminta identitasnya dirahasiakan — juga membenarkan kantor UNICEF turut menjadi sasaran. Juru bicara UNICEF, Ammar Ammar, hanya menyebutkan adanya “situasi yang sedang berlangsung” tanpa merinci lebih lanjut. Sementara itu, kontak dengan sejumlah staf UNICEF dan WFP terputus, dan mereka diduga ikut ditahan.
Penggerebekan ini merupakan bagian dari tindakan keras Houthi terhadap organisasi internasional di wilayah yang mereka kuasai. Sebelumnya, kelompok ini telah menahan puluhan staf PBB serta pekerja lembaga swadaya masyarakat dan mantan staf Kedutaan Besar AS di Sanaa. Pada Januari lalu, PBB bahkan menghentikan operasi di Saada setelah delapan stafnya ditahan.
Serangan Israel pada Kamis (28/8) menewaskan setidaknya lima menteri Houthi bersama perdana menteri. Korban termasuk Menteri Luar Negeri Gamal Amer, Wakil PM Mohammed al-Medani, Menteri Listrik Ali Seif Hassan, Menteri Pariwisata Ali al-Yafei, serta Menteri Informasi Hashim Sharafuldin. Seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri, Abdel-Majed al-Murtada, juga dilaporkan tewas.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Mohamed Nasser al-Attefi selamat dari serangan, dan Menteri Dalam Negeri Abdel-Karim al-Houthi dilaporkan tidak hadir dalam pertemuan yang menjadi sasaran.
Serangan tersebut terjadi beberapa hari setelah Houthis meluncurkan rudal balistik ke arah Israel pada 21 Agustus, yang menurut militer Israel merupakan rudal cluster pertama sejak 2023 dan ditujukan ke Bandara Ben Gurion. Insiden itu memicu sirene udara di Yerusalem dan wilayah tengah Israel.
Pemimpin Houthi menegaskan pihaknya akan terus meningkatkan serangan terhadap Israel dan kapal-kapal dagang di Laut Merah. “Pendekatan militer kami untuk menargetkan musuh Israel dengan rudal, drone, atau blokade laut akan berlanjut dan semakin meningkat,” katanya dalam pidato televisi, Minggu.

