Misteri Pembunuhan Kepala BRI Cempaka Putih
Meski telah menangkap para aktor penculik dan pembunuh Muhammad Ilham, namun polisi belum menjelaskan motiv di balik kasus itu.
SinPo.id - Kepala Kantor Cabang Pembantu BRI Cempaka Putih, Muhammad Ilham Pradipta ditemukan tewas, pada Kamis 20 Agustus 2025, setelah sehari sebelumnya diculik saat pergi ke Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur. Ilham yang sempat ke kantor sebelum diculik, ditemukan tak bernyawa di Kampung Karangsambung, RT 8/RW 4, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, dengan kondisi tangan dan kaki terikat serta mata terlilit lakban.
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Pusdokkes Polri, Brigjen Prima Heru Yulihartono mengatakan, hasil autopsi terhadap jenazah ditemukan dua luka akibat benda tumpul dan temuan zat beracun di tubuh korban.
"Ada dua luka di bagian dada dan leher," kata Prima.
Menurut Prima, luka hantaman benda tumpul menjadi penyebab tulang leher patah dan tulang dada menyebabkan korban kesulitan bernafas, sehingga membuat korban meninggal dunia.
"Hantaman benda tumpul di dada dan leher, menyebabkan ada tekanan pada tulang leher dan dada yang membuat korban kesulitan bernafas," ujar Prima menjelaskan.
Meski Prima menegaskan tim forensik belum dapat memastikan pembunuhan dilakukan secara profesional atau tidak. Selain menemuka luka, autopsi juga menemukan zat beracun di tubuh Ilham. Keberadaan zat itu sedang diuji melalui toksikologi lewat pengecekan darah, urine, air liur, atau rambut. “Terkait kemungkinan adanya racun di dalam tubuh korban, kita tunggu, biasanya sekitar satu minggu," kata Prima menambahkan.
Prima memastikan tak ditemukan luka akibat hantaman benda tajam pada tubuh korban, melainkan luka akibat benda tumpul. Selain itu korban juga tidak melakukan perlawanan sebelum meninggal dunia. Meski ia belum memastikan hantaman benda tumpul itu dilakukan satu orang atau banyak orang.
"Tidak ada perlawanan korban dan jumlah pelaku tidak bisa dinilai juga, nanti ditentukan penyidik," katanya.
Melibatkan Oknum Aparat didalangi Pengusaha dan Motivator
Enam hari usai kematian Ilham Polda Metro Jaya menangkap 15 pelaku sekaligus menetapkan tersangka. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, Polisi mengerahkan dua tim untuk menangkap para pelaku.
“Penangkapan pertama, sebanyak Sembilan pelaku diringkus Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, sedangkan enam pelaku lainnya ditangkap oleh Subdit Resmob,” ujar Ade.
Catatan dari kepolisian menyebutkan empat pelaku lebih awal ditangkap berinisial AT, RS, dan RAH yang ditangkap di Jalan Johar Baru III Nomor 42, Jakarta Pusat. Satu pelaku berinisial RW diringkus saat tiba di bandara Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk melarikan diri.
Sedangkan empat pelaku lain belakangan berhasil ditanggkap berinisial C, DH, YJ, dan AA. “Tiga di antaranya ditangkap di Solo pada 23 Agustus 2025, dan satu pelaku lainnya ditangkap di kawasan PIK, Jakarta Utara, pada 24 Agustus,” ujar Ade menjelaskan.
Pengacara empat penculik Kacab BRI Cempaka Putih Muhammad Ilham Pradipta, Adrianus Agal mengungkap keterlibatan oknum aparat berinisial F dalam kasus itu.
"Ada perintah dari oknum yang namanya F untuk diserahkan di daerah Jakarta Timur," kata Adrianus.
Menurut Adrianus, keempat kliennya berinisial AT, RS, RAH, dan RW dijanjikan uang imbalan puluhan juta, namun imbalan tersebut belum dilunasi oleh F. "Baru dikasih DP yang angkanya tidak lebih dari nominal Rp 50 juta," kata Adrianus menambahkan.
Para pelaku yang ia dampingi juga berada dalam tekanan saat menjalankan tugas penculikan. Namun karena faktor ekonomi, mereka pun rela menjalankan aksi penculikan tersebut. "Karena faktor ekonomi. Jadi setelah diculik dan (korban) diserahkan (ke F). mereka sudah selesai tugas dan mereka pulang," kata Adrianus menjelaskan.
Adrianus memastikan keempat kliennya itu tidak saling kenal dengan empat aktor intelektual pembunuhan korban. Bahkan kliennya ini tidak tahu bahwa korban yang mereka culik itu akan dibunuh oleh F. Meski tak menjelaskan identitas pelaku berinisial F, Adrianus mengatakan kliennya meminta perlindungan Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Kami dari pihak keluarga sudah minta perlindungan hukum ke Panglima TNI. Kami juga sudah minta perlindungan hukum ke Kapolri karena ada dugaan oknum," katanya.
Adrianus menyebut salah satu pelaku berinisial EW alias Eras, diperintah F menculik korban. Setelah penculikan, Eras dan rekannya diperintahkan untuk menyerahkan korban kepada seseorang di wilayah Cawang, Jakarta Timur.
Setelah itu, mereka meninggalkan lokasi kejadian, tetapi kembali mendapat perintah untuk mengantar pulang korban. "Saat mereka bertemu lagi, di situlah mereka melihat korban sudah meninggal dunia,” kata Adrianus menjelaskan.
Selain F, polisi juga menyebut Dwi Hartono atau DH sebagai terduga otak penculikan dan pembunuhan Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI Cempaka Putih. Dwi Hartono merupakan seorang motivator yang disebut salah satu aktor intelektual atau otak penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta.
Hasil penelusuran menunjukkan Dwi Hartono memiliki dua perusahaan, yaitu PT Hartono Mandiri Makmur serta PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia (DAI) atau lebih dikenal sebagai platform Guruku. Kedua perusahaan tersebut berkantor di dua rumah pribadi Dwi Hartono di Jalan San Fransisco, Kompleks Perumahan Kota Wisata, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di bangunan tersebut bahkan terpampang dengan jelas logo platform Guruku.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan Dwi Hartono ditangkap tim gabungan Polda Metro Jaya bersama dua tersangka lain, YJ dan AA, di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu, 23 Agustus 2025 sekitar pukul 20.15 WIB tanpa perlawanan.
"Saudara DH adalah seorang pengusaha atau salah satu bidang usahanya adalah bimbel online," kata Ade.
Sejumlah jejak digital menyebutkan Dwi Hartono berlatar belakang sebagai dokter, namun tidak menekuni profesinya. Ia mengatakan punya banyak bisnis termasuk perkebunan, properti, bimbel dan juga perdagangan beras. Termasuk berinvestasi di sebuah jaringan minimarket. Meski telah menangkap para aktor penculik dan pembunuh Muhammad Ilham, namun polisi belum menjelaskan motiv di balik kasus itu.
Misteri Motif Pembunuhan Muhammad Ilham
Kriminolog Haniva Hasna mengatakan kasus kepala cabang Bank BRI ini menarik perhatian publik karena melibatkan sosok yang punya jabatan tinggi dan kejahatannya diduga dilakukan secara terencana juga terkoordinasi yang melibatkan banyak tangan atau disebut organized crime.
“Indikasinya merujuk pada lokasi penculikan yang mungkin hanya diketahui orang terdekat korban,” ujar Haniva Hasna, dikutip dari BBC News Indonesia.
Selain itu Havina menyebut empat terduga pelaku yang ditangkap hanya berperan sebagai penculik, bukan pembunuh. Sedangkan pelaku tak menyembunyikan jasad korban, justru membuang mayatnya di lokasi yang mudah dijangkau masyarakat. "Kalau melihat itu semua, berarti kan sudah direncanakan dengan matang," ujar Haniva menjelaskan.
Menurut Havina, jika pengakuan keempat terduga itu benar mereka hanya disuruh untuk menculik korban, Haniva menduga ada peran perantara, eksekutor, dan otak pelaku.
Perantara dalam kasus pembunuhan kepala cabang BRI Muhammad Ilham adalah orang yang bertugas mencari sekaligus menghubungi para penculik. Sedangkan eksekutor merupakan orang yang diperintahkan oleh otak pelaku untuk menghabisi nyawa korban.
"Di sini tugas polisi mencari tahu siapa perantara para penculik itu, meskipun tidak tahu siapa pembunuhnya, setidaknya mereka paham siapa yang menyuruh," ujar Haniva menjelaskan.
Haniva menilai ada banyak motif yang melandasi kejahatan tersebut. Mulai dari persoalan pribadi, perselisihan dengan rekan kerja, hingga terkait dengan pekerjaannya. "Mungkin terkait perebutan jabatan atau iri atas prestasi korban sehingga bermaksud menghilangkan korban demi melancarkan upayanya," katanya.
Sedangkan jika terkait pekerjaan, mungkin korban mengetahui adanya dokumen sensitif sehingga melakukan pembunuhan demi menutupi skandal. (*)

