Pemerintah Sebut Investasi Sektor Manufaktur Paling Banyak Serap Tenaga Kerja
SinPo.id - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu mengatakan, investasi di sektor manufaktur paling banyak menyerap tenaga kerja. Sebab itu, masyarakat harus menyiapkan diri karena serapan tenaga kerja akan semakin tinggi.
"Sektor apa yang paling menyerap tenaga kerja? Sektor industri manufaktur. Kenapa? Karena masih menggunakan kekuatan labor (padat karya). Kalau sektor lain, misalnya industrialisasi pengolahan, concern utamanya adalah strategi teknologi," kata Todo dalam keterangannya, Kamis, 28 Agustus 2025.
Todo memaparkan, dari data Kementerian Investasi, subsektor manufaktur yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri tekstil dan produk tekstil (TPT), industri alas kaki dan kulit, industri makanan dan minuman (Mamin), industri elektronik dan komponen, serta industri otomotif.
Namun, penyerapan tenaga kerja sebagai dampak positif dari investasi tetap harus dilihat dari berbagai sudut pandang. Pangkalnya, investasi memiliki dampak langsung maupun tidak langsung.
Todo mencontohkan sektor industrialisasi smelter atau pengolahan nikel. Penyerapan tenaga kerjanya bisa jadi lebih rendah dibanding manufaktur, tetapi mampu menciptakan ekosistem ekonomi dengan nilai yang cukup besar.
"Mungkin jumlah tenaga kerja yang diserap jauh lebih kecil daripada pabrik sepatu," ujarnya.
Todo menegaskan, investasi memiliki korelasi erat dengan terbentuknya ekosistem ekonomi baru.
Senada, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Fithra Faisal meyampaikan, sektor manufaktur memiliki dampak paling besar terhadap penyerapan tenaga kerja.
"Performa sektor manufaktur atau kontribusinya terhadap keseluruhan perekonomian itu sebesar 19 persen," kata Fithra.
Fithra meyakini, investasi akan membangkitkan sektor industri sekaligus memacu peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Sehingga ketika investasi masuk dan industri bertumbuh, kualitas SDM juga harus ikut menjadi bagian dari proses industrialisasi.
"Yang paling penting adalah peningkatan kapasitas sumber daya manusia, sehingga ketika investasi masuk, masyarakat juga bisa berpartisipasi," ujarnya.
Secara umum, Fithra menyebutkan bahwa investasi telah menciptakan sekitar 1,2 juta lapangan kerja baru pada semester I tahun 2025. Pada semester II, ekspektasinya bisa mencapai lebih dari 3 juta lapangan kerja baru. "Total bisa menyerap antara 3,5 hingga 3,6 juta tenaga kerja," ujarnya.
