Rano Karno Dorong Pemanfaatan AI untuk Urai Kemacetan Jakarta
SinPo.id - Wakil Gubernur (Wagub) DKI, Rano Karno menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan teknologi cerdas untuk menanggulangi kemacetan di Jakarta.
Hal itu Rano sampaikan seusai memimpin apel gabungan tiga pilar bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta, TNI, dan Polri di kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Agustus 2025.
“Jakarta tak bisa bergerak sendiri. Kita butuh sinergi lintas sektor dan pendekatan teknologi untuk benar-benar mengurai kemacetan yang telah menjadi masalah sistemik,” kata Rano.
Menurut Rano, Jakarta sebagai kota metropolitan menghadapi tantangan besar terkait mobilitas. Dia menyampaikan, data dari Tom-Tom Traffic Index 2025 menempatkan Jakarta di posisi ke-90 dari 500 kota termacet di dunia.
"Kemacetan bukan semata soal lalu lintas padat, melainkan juga menyangkut kualitas hidup warga," tuturnya.
Rano juga menyoroti inisiatif Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui pengembangan Intelligent Traffic Control System (ITCS) berbasis kecerdasan buatan (AI) yang kini sudah diimplementasikan di 65 titik persimpangan. Sistem ini, kata dia, telah menurunkan waktu tunggu kendaraan hingga 20 persen.
“ITCS ini bukan hanya mengatur lalu lintas, tapi juga menjadi landasan untuk pengawasan pajak kendaraan dan emisi. Ini bagian dari transformasi menuju kota yang lebih cerdas,” ujar Rano.
Selain teknologi, dia menekankan pentingnya kolaborasi dengan aparat dan daerah penyangga. Melalui integrasi sistem Mandala Quick Response berbasis Geographic Information System (GIS) dan jaringan CCTV Dishub, Pemprov bekerja sama dengan Polda Metro Jaya untuk memantau lalu lintas secara real-time.
“Ke depan, sistem ini akan diperluas agar manfaatnya bisa dirasakan lebih luas oleh masyarakat,” kata Rano.
Rano juga menyampaikan apresiasinya kepada personel kepolisian, Dinas Perhubungan, Satpol PP, serta mitra transportasi yang telah bekerja di lapangan menjaga keteraturan lalu lintas. Menurutnya, keberhasilan penanganan kemacetan tidak terlepas dari kerja sama semua pihak.
Dia menyinggung program Transjabodetabek sebagai upaya integrasi mobilitas kawasan dan menyerukan pentingnya komitmen bersama antara Pemprov DKI dan wilayah penyangga.
“Kalau kita ingin membuka jalur Transjabodetabek, artinya wilayah setempat juga harus siap membuka jalurnya. Ini bukan kerja satu pihak, tapi kerja bersama,” imbuhnya.
Rano pun mengajak masyarakat Jakarta untuk ikut berperan dengan disiplin berlalu lintas dan mulai beralih ke transportasi publik.
“Dengan kerja keras, kolaborasi, dan partisipasi aktif, saya percaya Jakarta mampu membangun sistem transportasi yang aman, nyaman, dan berkelanjutan,” tandasnya.

