Pembunuhan Enam Jurnalis Palestina oleh Israel Picu Kecaman Global

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 26 Agustus 2025 | 11:32 WIB
Ilustrasi. (SinPo.id/Al Jazeera)
Ilustrasi. (SinPo.id/Al Jazeera)

SinPo.id - Pembunuhan enam jurnalis Palestina oleh militer Israel, termasuk seorang fotografer dari Al Jazeera, di Gaza, telah memicu kecaman global. Menurut Al Jazeera, pembunuhan terhadap jurnalis merupakan cara Israel untuk membungkam kebenaran.

"Al Jazeera mengutuk serangan itu sebagai niat yang jelas untuk mengubur kebenaran," tulis Al Jazeera, dikutip Selasa, 26 Agustus 2025.

Militer Israel mengebom Rumah Sakit Nasser di Khan Younis pada hari Senin, dan menewaskan lima jurnalis, termasuk fotografer Al Jazeera, Mohammad Salama.

Kemudian pasukan Israel menewaskan seorang jurnalis lain dalam insiden terpisah di Khan Younis pada Senin malam, sehingga jumlah jurnalis yang tewas menjadi enam.

Pembunuhan jurnalis tersebut memicu reaksi dan kecaman global. Selain negara-negara di Timur Tengah, Israel juga memicu kecaman dari negara-negara Barat. Salah satunya Britania Raya.

"Mengerikan atas serangan Israel terhadap Rumah Sakit Nasser. Warga sipil, tenaga kesehatan, dan jurnalis harus dilindungi. Kita membutuhkan gencatan senjata segera," tulis Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, dalam sebuah unggahan di X.

Kementerian Luar Negeri Spanyol juga mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan terbaru Israel. Mereka menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran berat hukum humaniter. 

"Pemerintah Spanyol mengutuk serangan Israel terhadap Rumah Sakit Nasser di Gaza, yang mengakibatkan tewasnya empat jurnalis dan warga sipil tak berdosa," kata kementerian tersebut. 

"Kami tegaskan kembali bahwa situs-situs yang dilindungi secara khusus tidak dapat ditargetkan. Ini adalah pelanggaran berat dan tidak dapat diterima terhadap hukum humaniter internasional, yang harus diselidiki," imbuhnya. 

Pernyataan Kementerian Luar Negeri Spanyol tersebut sekaligus menekankan pentingnya perlindungan khusus bagi jurnalis dan menegaskan kembali komitmen penuh Spanyol terhadap hak akses informasi. 

Kemudian, Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan terkejut dengan tewasnya beberapa jurnalis, petugas penyelamat, dan warga sipil lainnya dalam serangan udara Israel di Rumah Sakit Nasser.

"Serangan ini harus diselidiki," kata Kementerian Luar Negeri di X, sekaligus mendesak Israel untuk mengizinkan akses segera bagi media asing yang independen dan memberikan perlindungan bagi jurnalis yang beroperasi di Gaza.

Selanjutnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa serangan terbaru Israel tidak dapat ditoleransi. 

"Warga sipil dan jurnalis harus dilindungi dalam segala situasi. Media harus dapat menjalankan misi mereka secara bebas dan independen untuk meliput realitas konflik. Menciptakan populasi kelaparan adalah kejahatan yang harus segera dihentikan," kata Macron dalam sebuah unggahan di X.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Kanada juga turut mengutuk serangan Israel dan mengatakan Israel memiliki kewajiban untuk melindungi warga sipil di zona pertempuran. 

"Kanada sangat terkejut dengan serangan militer Israel di Rumah Sakit Nasser di Gaza, yang menewaskan lima jurnalis dan banyak warga sipil, termasuk tim penyelamat dan petugas kesehatan. Serangan semacam itu tidak dapat diterima," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI