Kuasa Hukum Beberkan Kronologi Kematian Diplomat Arya Daru, Keluarga Terima Amplop Misterius
SinPo.id - Kuasa hukum keluarga Arya Daru Pangayunan, Dwi Librianto, memaparkan kronologi meninggalnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri tersebut berdasarkan keterangan keluarga. Penjelasan ini mengungkap upaya panjang sang istri, Meta Ayu Puspitantri, yang berusaha menghubungi suaminya sebelum ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya, Menteng, Jakarta Pusat.
Pada Senin 7 Juli 2025 pukul 21.20 WIB, Meta Ayu mulai khawatir lantaran pesan WhatsApp ke Arya Daru hanya centang satu. Ia kemudian menghubungi penjaga kos, Siswanto, namun tidak mendapat respons.
Sekitar pukul 00.14 WIB, Meta Ayu bahkan menelepon Polsek Menteng hingga tujuh kali, namun tidak ada jawaban. Tak menyerah, pukul 00.30 WIB ia meminta Siswanto mengecek kamar suaminya.
Selasa pagi 8 Juli 2025, Meta kembali meminta pengecekan kamar. Awalnya kondisi kamar terlihat gelap. Baru pada pukul 07.30 WIB, Siswanto mendapati Arya Daru sudah meninggal dunia.
Menurut Dwi, biasanya Arya Daru selalu memberi kabar setelah pulang kerja sekitar pukul 19.30 WIB. Namun pada 7 Juli malam, komunikasi terputus setelah sang diplomat sempat mengirim foto antrean taksi di mal Grand Indonesia pukul 20.40 WIB.
Keluarga menegaskan tidak ada persoalan rumah tangga maupun konflik pribadi yang dialami Arya Daru. Diketahui, almarhum memiliki riwayat penyakit kolesterol, kista ginjal, dan GERD.
Kuasa hukum keluarga lainnya, Nicholay Aprilindo, mengungkap adanya temuan janggal berupa amplop misteriusyang diterima keluarga usai pemakaman. Amplop cokelat itu berisi simbol-simbol dari gabus putih berupa bintang, hati, dan bunga kamboja.
“Amplop itu diberikan seorang pria tak dikenal pada malam pengajian pertama, tanggal 9 Juli. Setelah menyerahkan, pria itu langsung pergi,” kata Nicholay.
Amplop tersebut kini telah diserahkan kepada pihak berwenang untuk ditelusuri lebih lanjut. “Keluarga meminta aparat mendalami makna simbol-simbol itu dan siapa pengirimnya,” imbuhnya.
Arya Daru Pangayunan ditemukan meninggal di kosnya, Gondia International Guesthouse, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, dengan wajah terlilit lakban. Kasus ini masih dalam penyelidikan aparat kepolisian.

