Menhan Israel Ancam Gaza City Jadi ‘Rafah Kedua’, PBB Tegaskan Famine di Gaza Buatan Manusia

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 23 Agustus 2025 | 06:52 WIB
Ilustrasi. Kota Gaza. (SinPo.id/Getty Images)
Ilustrasi. Kota Gaza. (SinPo.id/Getty Images)

SinPo.id -  Menteri Pertahanan Israel Israel Katz pada Jumat 22 Agustus 2025 memperingatkan bahwa Gaza City dapat bernasib sama seperti Rafah dan Beit Hanoun—dua wilayah yang hancur dalam perang sebelumnya—jika Hamas tidak menerima syarat Israel.

“Segera, pintu neraka akan terbuka di kepala para pembunuh dan pemerkosa Hamas di Gaza—sampai mereka setuju dengan syarat Israel untuk mengakhiri perang, terutama pembebasan seluruh sandera dan perlucutan senjata mereka. Jika tidak, Gaza, ibu kota Hamas, akan menjadi Rafah dan Beit Hanoun. Tepat seperti yang saya janjikan,” kata Katz dalam unggahan di X.

Pernyataan itu datang setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan siap menyetujui rencana militer Israel untuk merebut Gaza City.

Militer Israel (IDF) melaporkan pasukannya kini beroperasi di pinggiran Gaza City untuk membongkar infrastruktur militer Hamas, baik di permukaan maupun di bawah tanah. IDF menegaskan operasi besar untuk merebut kota tersebut akan segera dimulai.

Namun, Organisasi Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB pada Jumat mengumumkan bahwa Gaza City telah memasuki fase kelaparan (Phase 5)—tingkat tertinggi dalam skala krisis pangan akut. IPC menilai kondisi itu “sepenuhnya buatan manusia” dan masih dapat dihentikan bila ada intervensi.

Laporan IPC menyebut sekitar 500 ribu warga Gaza mengalami kelaparan ekstrem, sementara lebih dari 273 orang telah meninggal karena kelaparan, termasuk 112 anak.

Meski demikian, badan pertahanan Israel yang mengatur bantuan ke Gaza, COGAT, menolak laporan IPC. “Klaim kelaparan di Jalur Gaza, khususnya Gaza City, tidak benar dan didasarkan pada sumber parsial serta tidak dapat dipercaya, banyak di antaranya terkait Hamas,” kata pernyataan resmi COGAT.

Kantor Perdana Menteri Israel bahkan menyebut penetapan kelaparan itu sebagai “kebohongan terang-terangan” dan “fitnah darah modern.”

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas melaporkan sedikitnya 71 orang tewas dan 251 terluka dalam 24 jam terakhir akibat serangan Israel. Dari jumlah tersebut, 24 orang dilaporkan meninggal saat berusaha mendapatkan bantuan kemanusiaan.

Situasi semakin kritis dengan puluhan ribu warga yang kini mengungsi di tenda-tenda darurat di Gaza City, sementara serangan Israel terus meluas ke wilayah Jabalia dan Khan Younis.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI