Sebanyak Lima Warga Palestina di Gaza Meninggal Akibat Malnutrisi dalam 24 Jam Terakhir

Laporan: Galuh Ratnatika
Selasa, 19 Agustus 2025 | 11:13 WIB
Ilustrasi. (SinPo.id/UNRWA)
Ilustrasi. (SinPo.id/UNRWA)

SinPo.id - Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan lima warga Palestina meninggal dunia akibat malnutrisi dalam 24 jam terakhir, termasuk di antaranya dua anak-anak. 

Menurut pejabat di kementerian tersebut, hingga 18 Agustus, jumlah orang yang diketahui meninggal karena kelaparan di Gaza, mencapai setidaknya 263 orang, termasuk 112 anak-anak.

Bahkan Program Pangan Dunia PBB (WFP) memperingatkan bahwa per Juli 2025, lebih dari 320.000 anak di bawah usia lima tahun di Gaza berisiko mengalami malnutrisi akut.

"Keluarga-keluarga bertahan hidup dengan kebutuhan pokok yang sangat minim, hampir tanpa keragaman pangan," kata WFP, dilansir dari Al Jazeera, Selasa, 19 Agustus 2025.

Oleh sebab itu, WFP menyerukan gencatan senjata segera untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan dalam skala besar.

Kemudian Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan anak-anak di Gaza seharusnya bersiap untuk tahun ajaran baru, tetapi mereka justru mencari air, mengantre makanan, dan tinggal di ruang kelas yang berubah menjadi tempat penampungan yang penuh sesak.

Amnesty International juga mengutuk Israel yang secara sistematis menghancurkan kesehatan, kesejahteraan, dan tatanan sosial kehidupan Palestina. 

"Israel sedang melakukan kampanye kelaparan yang disengaja di Jalur Gaza yang diduduki," kata Amnesty International.

Sementara itu, Dokter Lintas Batas, yang dikenal dengan inisial Prancisnya MSF, mengatakan bahwa stafnya di Gaza telah menyaksikan secara langsung lonjakan korban massal.

Salah satunya akibat serangan brutal Israel yang terus menembaki warga Gaza saat sedang mencari bantuan di lokasi distribusi bantuan GHF yang dikelola Israel.

“Pembunuhan tanpa pandang bulu, dan jumlah korban massal yang masih kita saksikan setiap hari saat ini, belum berhenti, tetapi justru meningkat skalanya,” kata Nour Alsaqqa dari MSF.

Tak hanya itu, ia mengatakan satu fasilitas MSF di Rafah, yang terletak di dekat pusat distribusi bantuan, telah dipenuhi warga Palestina yang terluka, termasuk anak-anak.

“Kami menerima bayi yang terluka dan terbunuh dari lokasi distribusi. Orang-orang yang datang dengan luka tembak, dengan berbagai luka, terkait dengan lokasi distribusi dan mereka hanya pergi mencari makanan,” ungkapnya.

“Mereka pergi karena putus asa dan mempertaruhkan nyawa mereka untuk mengakses bantuan, yang masih tidak dapat diakses karena pengepungan Israel," katanya menambahkan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI