Puluhan Warga Israel Ditangkap dalam Aksi Mogok Nasional Desak Pembebasan Sandera

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 18 Agustus 2025 | 12:50 WIB
Masyarakat Israel Gelar Aksi Unjuk Rasa (SinPo.id/AP)
Masyarakat Israel Gelar Aksi Unjuk Rasa (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Sedikitnya 32 warga Israel yang menggelar aksi unjuk rasa ditangkap karena dinilai mengganggu ketertiban. Mereka menuntut pemerintah Israel membuat kesepakatan untuk mengamankan pembebasan sandera yang ditawan di Gaza.

Namun, aksi unjuk rasa terus meningkat, para demonstran menggelar hari mogok dengan memblokir lalu lintas dan menutup semua pertokoan serta perkantoran.

Mereka berkumpul di puluhan titik di seluruh Israel, termasuk di luar rumah para politisi, markas militer, dan di jalan raya utama. Para demonstran bahkan tidak berhenti berteriak meskipun disemprot dengan meriam air saat mereka memblokir jalur dan menyalakan api unggun.

"Kami tidak memenangkan perang atas jasad para sandera," teriak para pengunjuk rasa. Dilansir dari Sky News, Senin 18 Agustus 2025.

Adapun aksi tersebut terjadi beberapa minggu setelah kelompok pejuang Hamas merilis video sandera. Kemudian Israel mengisyaratkan rencana untuk serangan baru di Gaza. Para pengunjuk rasa khawatir pertempuran lebih lanjut hanya akan membahayakan 50 sandera yang diyakini masih berada di Gaza.

"Tekanan militer tidak akan mengembalikan sandera - itu hanya akan membunuh mereka. Satu-satunya cara untuk mengembalikan mereka adalah melalui kesepakatan," kata mantan sandera, Arbel Yehoud, dalam sebuah demonstrasi di Lapangan Sandera Tel Aviv.

Kemudian Anat Angrest, ibu dari sandera Matan Angrest, mengatakan pihaknya akan terus melakukan aksi mogok sampai pemerintah Israel menyelamatkan para sandera.

"Hari ini, kami menghentikan segalanya untuk mengingat nilai tertinggi dari kesucian hidup. "
Hari ini, kami menghentikan segalanya untuk bergandengan tangan," kata Angrest.

Sementara itu, anggota kabinet Israel bersikeras bahwa mereka tidak akan mendukung kesepakatan apa pun yang memungkinkan Hamas mempertahankan kekuasaan, dan Israel saat ini sedang mempersiapkan invasi ke Kota Gaza dan wilayah berpenduduk lainnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI