KPI Dorong Media Bangun Narasi Kebangsaan Jelang HUT RI ke-80

Laporan: Sigit Nuryadin
Minggu, 17 Agustus 2025 | 00:21 WIB
Pengibaran bendera merah putih di Bundaran HI. (Agus Priatna/SinPo.id)
Pengibaran bendera merah putih di Bundaran HI. (Agus Priatna/SinPo.id)

SinPo.id -  Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat mendorong lembaga penyiaran, baik televisi maupun radio, untuk mengambil peran aktif dalam membentuk narasi kebangsaan menjelang Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. 

Ketua KPI Pusat, Ubaidillah, menilai media massa memiliki kekuatan membentuk persepsi publik dan menghidupkan kembali semangat persatuan di tengah masyarakat yang kian terfragmentasi secara sosial dan digital.

“Media bukan sekadar menyampaikan informasi, tapi juga membentuk kesadaran kolektif tentang siapa kita sebagai bangsa,” ujar Ubaidillah, dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu, 16 Agustus 2025.

Menurut Ubaidillah, momen peringatan delapan dekade kemerdekaan Indonesia merupakan waktu yang ideal untuk menyuarakan kembali nilai-nilai perjuangan, semangat persatuan, serta jati diri bangsa melalui konten siaran yang inspiratif.

Dia menyebut, penyiaran nasionalisme tidak harus bersifat formal atau kaku. Justru, pendekatan yang variatif dan kreatif dibutuhkan agar nilai-nilai tersebut sampai ke seluruh lapisan masyarakat. 

“Bisa dalam bentuk berita, dokumenter, musik, komedi, hingga peliputan lomba rakyat yang menyiratkan semangat gotong royong,” tutur dia.

KPI, kata dia, mengajak lembaga penyiaran untuk tak hanya menyoroti acara seremonial seperti upacara bendera, tetapi juga aktivitas-aktivitas masyarakat yang mencerminkan kecintaan pada tanah air. 

Menurut Ubaidillah, konten-konten semacam ini penting untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap bangsa di tengah generasi muda yang hidup dalam era digital dan globalisasi nilai.

“Dengan banyaknya saluran informasi saat ini, kita harus memastikan bahwa semangat nasionalisme tidak tenggelam di tengah banjir konten asing,” kata Ubaidillah. 

Ubaidillah menegaskan, tantangan kebangsaan ke depan akan semakin kompleks. Oleh karena itu, peran media dalam merawat narasi kebangsaan dan menjaga kohesi sosial menjadi semakin penting, terlebih saat Indonesia tengah bersiap memasuki era bonus demografi.

“Masyarakat harus disatukan oleh visi dan semangat yang sama, dan ruang penyiaran menjadi alat strategis untuk itu,” imbuhnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI