BP Taskin Heran Kabupaten Pemasok Pangan Masuk Kategori Daerah Termiskin
SinPo.id - Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko mengaku heran dengan Kabupaten Indramayu, yang masuk predikat daerah termiskin nomor satu di Provinsi Jawa Barat. Padahal, Kabupaten Indramayu merupakan pemasok utama beras untuk Jawa Barat.
"Kabupaten Indramayu (menjadi) kabupaten nomor 1 termiskin (Jawa Barat). Padahal 70 persen beras, 32 persen garam Jawa Barat dari Indramayu," kata Budiman dalam konferensi pers, Kamis, 14 Agustus 2025.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, Kabupaten Indramayu tercatat sebagai daerah dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Jawa Barat, mencapai 11,93 persen, meskipun angkanya mengalami penurunan dibanding 2023 yang sebesar 12,13 persen. Kemudian, Kabupaten Kuningan 11, 88 persen, dan Kabupaten Tasikmalaya 11,10 persen.
Meski angka persentase penduduk miskinnya turun di 2024, Kabupaten Indramayu tetap saja masih menempati urutan pertama sebagai wilayah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jabar.
Untuk mengatasi hal itu, lanjut Budiman, pihaknya bersama pemerintah daerah (Pemda), hingga swasta, akan melakukan langkah penandatanganan nota kesepahaman (MoU), dalam rangka pengembangan industri dengan empat kabupaten dan satu kota di Jawa Barat. Yaitu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, serta Kabupaten Indramayu.
"Insyaallah 20 Agustus akan ada MOU dengan empat kabupaten satu kota dengan pembentukan koperasi dan perusahaan swasta dan pemerintah kabupaten Cirebon menyediakan 400 hektare lahan bagi industrialisasi pertanian berdasarkan koperasi kerja sama dengan swasta," paparnya.
Budiman melanjutkan, Indramayu nantinya akan disatukan untuk industri pangan dan energi baru terbarukan, bersama swasta. Begitu pun di Kuningan, nanti akan mendorong pengelolaan limbah dan karbon training, sedangkan Kota Cirebon fokus pada hilirisasi pertanian dan digitalisasi produk, serta koperasi bawang dan telur asin di Kabupaten Cirebon.
Menurut Budiman, rangkaian program ini dirancang untuk menopang program makan bergizi gratis (MBG) di wilayah tersebut sekaligus mendorong transformasi ekonomi desa.
"Itu untuk apa? untuk penopang utamanya makan bergizi gratis di empat kabupaten dan satu kota," tukasnya.
