Digitalisasi Pembayaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jakarta, QRIS Sumbang 3,41% PAD
SinPo.id - Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta kian terdorong oleh pesatnya digitalisasi sistem pembayaran. Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Yosamartha, menyebut velositas pembayaran non-tunai di ibu kota telah mencapai 1,25, mencerminkan masifnya penggunaan kanal digital seperti QRIS, e-money, dan mobile banking.
"Ini berkorelasi dengan kinerja konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,17 persen, di mana sebagian besar pembayarannya dilakukan secara digital," ujar Yosamartha, Senin 11 Agustus 2025.
Ia menambahkan, transaksi e-commerce di Jakarta juga tumbuh positif pada 2025, didorong konsumsi rumah tangga yang kuat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun memanfaatkan digitalisasi secara optimal.
Berdasarkan data semester I 2025, Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) DKI mencapai 99,8 persen—tertinggi di Jawa. Kontribusi QRIS terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai 3,41 persen, dengan metode pembayaran Pemprov terdiri dari 51 persen digital, 12 persen semi-digital, dan 34 persen non-tunai.
Secara nasional, Jakarta memegang peran signifikan. Hingga Juni 2025, volume transaksi digital di Jakarta mencapai Rp2,3 miliar atau 43 persen dari total nasional, meski jumlah pengguna hanya 11 persen dan merchant 16,5 persen dari keseluruhan.
Berbagai inovasi pun diuji di Jakarta, termasuk QRIS Antar Negara dan QRIS Tap untuk transportasi, layanan kesehatan, ritel, hingga perparkiran. Salah satu proyek percontohan QRIS Tap telah diuji di pembayaran parkir Lippo Mall Nusantara (eks Plaza Semanggi).
Kolaborasi dengan Pemprov DKI juga diperluas, termasuk lomba digitalisasi pasar tradisional yang diinisiasi Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
"Banyak inisiatif dimulai dari Jakarta dan menjadi percontohan bagi daerah lain. Kami ingin memastikan digitalisasi bisa optimal, baik di sektor pemerintah maupun swasta, bersama para pemangku kepentingan," tandas Yosamartha.
