MUI Dukung Prabowo Jadikan Pulau Galang Tempat Pengobatan Warga Gaza

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 08 Agustus 2025 | 16:58 WIB
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim (SinPo.id/dok. MUI)
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim (SinPo.id/dok. MUI)

SinPo.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendukung penuh atas rencana pemerintah Indonesia untuk mengevakuasi dan merawat sekitar 2.000 warga Gaza korban serangan Israel di Pulau Galang, Batam. Karena, kekerasan Israel terhadap warga Gaza, sudah pada level genosida.

"Saya mendukung langkah pemerintah Indonesia untuk melakukan langkah darurat ini dengan menyediakan Pulau Galang sebagai tempat atau pusat penampungan korban kekejian Israel untuk diobati dan disembuhkan," kata Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, di Jakarta, Jumat, 8 Agustus 2025. 

Menurut Sudarnoto, blokade berkepanjangan dan penghancuran infrastruktur, termasuk rumah sakit, telah membuat layanan medis di Gaza lumpuh. Imbasnya, pasien luka parah tak tertangani, sementara kapasitas rumah sakit sudah jauh melampaui batas. 

"Israel sudah menutup mata, telinga, hati, dan akal. Mereka terus menghancurkan Gaza dan melakukan genosida, antara lain dengan melaparkan warga Gaza sebagai cara membunuh mereka," ungkapnya. 

Sudarnoto menilai, evakuasi korban ke luar Gaza merupakan langkah yang selaras dengan prinsip kemanusiaan, baik dari perspektif agama maupun konstitusi Indonesia.

"Prinsip hifdzun nafsi (melindungi jiwa) tertunaikan dengan misi darurat kemanusiaan ini, dan ini sejalan dengan prinsip 'kemanusiaan yang adil dan beradab' dalam Pancasila," ucapnya.

Kendati demikian, Sudarnoto mengingatkan pentingnya mempersiapkan secara matang rumah sakit dan fasilitas penampungan di Pulau Galang tersebut. Indonesia dapat belajar dari pengalaman Jordania yang melakukan langkah serupa, meskipun jumlah pasien yang bakal ditangani Indonesia lebih besar.

Lebih lanjut, Sudarnoto menyarankan  pemerintah membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat agar tidak timbul salah persepsi, seperti isu relokasi permanen warga Gaza yang pernah menuai kontroversi. Termasuk koordinasi dengan pihak luar negeri seperti pemerintah Palestina, Hamas, Mesir, dan Jordania, untuk mengamankan dukungan internasional dan menghindari hambatan diplomatik.

"Komunikasi yang baik dengan masyarakat dan para aktivis pembela Palestina sangat penting agar program ini tidak disalahpahami," tukasnya. 

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto  tengah menyiapkan Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, untuk menjadi tempat pengobatan 2.000-an warga Gaza yang terluka akibat aksi keji Zionis Israel. 

"Masih terkait dengan Gaza, Presiden kemarin juga memberikan arahan untuk Indonesia memberikan bantuan pengobatan untuk sekitar 2.000 warga Gaza yang menjadi korban perang. Yang luka-luka, yang mengalami mungkin kena bom, kena reruntuhan, dan segala macam," kata Kepala  PCO Hasan Nasbi. 

Menurut Hasan, keputusan pemerintah menempatkan dua ribu warga Gaza di Pulau Galang, karena di pulau tersebut memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, serta terpisah dari kawasan permukiman warga. 

"Di sana juga dulu kan, dulu pernah tempat pengungsian tapi juga pernah untuk pusat penanganan Covid waktu itu di sana. Jadi, sebenarnya kalau dalam sisi keamanan dan kenyamanan warga itu bisa manageable, sangat manageable kalau di sana," ucapnya.

Hasan memastikan, ribuan warga Gaza ini bukan direlokasi ke Indonesia, tetapi untuk mendapatkan bantuan pengobatan.

"Jadi nanti setelah sembuh, setelah selesai pengobatan mereka tentu akan kembali lagi ke Gaza," kata Hasan.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI