Rano Karno: Pemuda Adalah Diplomat Budaya, Jakarta Siap Jadi Kota Global

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 06 Agustus 2025 | 01:11 WIB
Rano Karno
Rano Karno

SinPo.id -  Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam memperkuat dan memperkenalkan budaya lokal ke dunia internasional sebagai bagian dari visi menjadikan Jakarta sebagai kota global yang berbudaya.

"Budaya adalah jati diri bangsa dan sebuah narasi kehidupan. Sampai kapanpun, sebuah bangsa akan terus berdiri kalau memiliki budaya," ujar Rano saat menjadi pembicara dalam Jakarta Youth Program (JYP) 2025 di Ruang Pola, Balai Kota DKI Jakarta, Selasa 5 Agustus 2025.

Acara tahunan JYP tahun ini mengusung tema "Empowering Youth: Cultural Inspiration From Jakarta to the World" dan diikuti oleh 40 pemuda dari berbagai kota dunia seperti Moskow, Seoul, Beijing, Tokyo, Berlin, Rotterdam, dan New York.

Menurut Rano, budaya adalah elemen penting yang menjadi syarat utama bagi Jakarta untuk masuk dalam 50 besar kota global. Karena itu, dirinya bersama Gubernur Pramono Anung terus menguatkan unsur budaya dalam kehidupan masyarakat kota.

"Saat ini budaya mulai terasa mewarnai Jakarta," ujarnya.

Pemprov DKI Jakarta saat ini tengah fokus pada 10 objek pemajuan kebudayaan, yakni:

Tradisi lisan

Manuskrip

Adat dan ritus

Pengetahuan tradisional

Teknologi tradisional

Seni

Bahasa

Permainan rakyat

Olahraga tradisional

Cagar budaya

Sebagai bentuk konkret, Rano menyebut bahwa pihaknya tengah mendorong Pencak Silat menjadi ekstrakurikuler di sekolah-sekolah Jakarta. Bahkan, dialek Betawi juga direncanakan untuk dikembalikan dalam kehidupan masyarakat urban.

"Jakarta punya tematik besar sebagai kota global berbudaya," tegasnya.

Di sisi regulasi, Rano menyampaikan bahwa Pemprov bersama DPRD DKI tengah menyusun Peraturan Daerah tentang Budaya Lokal serta mempercepat pembentukan Lembaga Adat Masyarakat Betawi, sesuai amanat undang-undang.

Rano Karno menyebut, para pemuda adalah diplomat budaya yang memiliki peran penting dalam komunitasnya. “Pak Gubernur ingin, dalam satu periode ini, Jakarta bisa masuk ke dalam 50 besar kota global,” katanya penuh semangat.

Dalam kesempatan yang sama, Dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Hilmar Farid, menegaskan bahwa kekuatan budaya tidak cukup dari niat baik pemerintah, tetapi juga membutuhkan ekosistem yang mendukung keberlanjutan aktivitas seni dan partisipasi masyarakat.

“Di kota-kota besar dunia seperti Berlin, tidak semua ditangani pemerintah. Partisipasi warga adalah kunci,” ujar Hilmar.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI