TNI AU Sampaikan Kronologi Jatuhnya Pesawat yang Gugurkan Marsma Fajar

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 03 Agustus 2025 | 16:17 WIB
Marsekal Pertama TNI Angkatan Udara Fajar Adriyanto (SinPo.id/dok. TNI AU)
Marsekal Pertama TNI Angkatan Udara Fajar Adriyanto (SinPo.id/dok. TNI AU)

SinPo.id - Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma I Nyoman Suadnyana, menjelaskan kronologi jatuhnya pesawat sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI), di kawasan Ciampea, Kabupaten Bogor, yang menewaskan Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto. 

Pesawat tersebut lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pada pukul 09.08 WIB, dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara, sebagai bagian dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan.

"Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana. Kedua awak langsung dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto, namun Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit," kata Nyoman dalam  keterangannya, Minggu, 3 Agustus 2025. 

Nyoman menerangkan, latihan dilaksanakan dalam kapasitas Marsma TNI Fajar sebagai pilot dan Sdr. Roni sebagai co-pilot. Dan, kegiatan merupakan bagian dari latihan rutin pembinaan kemampuan personel FASI, induk olahraga dirgantara nasional yang berada di bawah binaan TNI AU.

Selain itu, penerbangan juga telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja. Pesawat dinyatakan laik terbang dan merupakan sortie kedua pada hari itu.

Menurut dia, TNI AU bersama pihak terkait, langsung melaksanakan evakuasi dan pengamanan lokasi kejadian serta memastikan seluruh prosedur berjalan sesuai ketentuan. 

"Kami telah memastikan bahwa seluruh prosedur penanganan insiden berjalan sesuai ketentuan. Saat ini, jenazah Marsma Fajar disemayamkan di RSAU Lanud Atang Sendjaja untuk prosesi lanjutan," kata Nyoman.

Adapun Marsma TNI Fajar Adriyanto dikenal sebagai penerbang tempur F-16 dengan call sign "Red Wolf" dan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1992. Dalam karirnya, Marsma TNI Fajar  juga pernah mengemban berbagai jabatan strategis, antara lain Komandan Skadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan terakhir Kapoksahli Kodiklatau.

Ia juga menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah pertahanan udara Indonesia, termasuk pada peristiwa intersepsi pesawat F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean pada 2003. 

"Atas nama keluarga besar TNI AU, kami menyampaikan duka cita yang mendalam. Semangat, keteladanan, dan pengabdian beliau akan menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia," tukasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI