Sekolah Rakyat Tahap 1B Resmi Dimulai, Gus Ipul: Ini Gagasan Langsung dari Presiden Prabowo

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 02 Agustus 2025 | 06:54 WIB
Menteri Sosial
Menteri Sosial

SinPo.id -  Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk Sekolah Rakyat tahap 1B resmi dimulai di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 34 Kabupaten Lebak, Banten, sebagai titik awal dari pelaksanaan di 37 titik tambahan di seluruh Indonesia. Kegiatan ini menandai kelanjutan dari program Sekolah Rakyat yang sebelumnya telah berjalan di 63 titik sejak 14 Juli lalu.

Pembukaan MPLS dilaksanakan di Aula SRMA 34 Lebak dan dihadiri oleh 100 siswa yang terbagi dalam empat rombongan belajar (rombel). Para siswa dan guru tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut.

“Hari ini kita memulai penyelenggaraan Sekolah Rakyat di 37 titik. Ini bisa dikatakan tahap berikutnya dari yang dimulai pada 14 Juli kemarin di 63 titik,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), saat membuka acara MPLS, Jumat (1/8/2025).

Selain di Lebak, Kabupaten Ponorogo dan Kota Pasuruan juga memulai MPLS pada hari yang sama. Sisanya akan menyusul dalam dua gelombang, yakni lima titik pada minggu depan dan 29 titik lainnya pada 15 Agustus. Secara keseluruhan, 159 Sekolah Rakyat akan berjalan di tahun ajaran 2025/2026, termasuk 59 titik tambahan yang akan diluncurkan pada bulan September.

Gus Ipul menjelaskan bahwa program ini merupakan gagasan prioritas Presiden Prabowo Subianto. “Ini asli dari Pak Presiden, kami para menteri hanya membantu menjalankan,” ungkapnya didampingi Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Gubernur Banten Andra Soni, dan Bupati Lebak Moch. Hasbi Asyidiki Jayabaya.

Ia menyampaikan tiga kunci utama dalam memahami gagasan Sekolah Rakyat:

Memuliakan wong cilik dan kaum dhuafa, mereka yang belum terbawa dalam proses pembangunan.

Menjangkau yang belum terjangkau, terutama anak-anak usia sekolah yang putus sekolah atau berpotensi tidak melanjutkan pendidikan.

Memungkinkan yang tidak mungkin, memberikan kesempatan bagi anak-anak dari keluarga sangat miskin untuk tetap bisa mengenyam pendidikan bermutu.

"Di Sekolah Rakyat, pendekatan kita bukan tes akademik, tapi berdasarkan kondisi ekonomi keluarga. Kita menyasar mereka yang masuk desil 1 dan 2 dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional," jelas Gus Ipul.

Ia menambahkan, lulusan Sekolah Rakyat diharapkan tidak hanya terdidik secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter dan keterampilan hidup. “Saya ingin ada yang bisa kuliah di luar negeri, tapi juga ada yang bisa sukses jadi pengusaha dari nol,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Ipul menyapa salah satu siswa bernama Komalasari, anak keempat dari enam bersaudara yang sempat putus sekolah selama satu tahun karena keterbatasan ekonomi orang tuanya yang bekerja sebagai buruh bangunan.

Komala, yang kini bisa bersekolah kembali berkat program Sekolah Rakyat, menjadi simbol nyata dari harapan baru bagi anak-anak kurang mampu di Indonesia. “Saya bangga dengan kamu Komala. Kamu istimewa, semangatmu luar biasa,” tutup Gus Ipul.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI