DPRD DKI Ingatkan Modernisasi Pengendali Banjir Harus Diimbangi Perbaikan Ekosistem

Laporan: Sigit Nuryadin
Kamis, 31 Juli 2025 | 17:25 WIB
Ilustrasi. DPRD DKI Jakarta. (SinPo.id/Dok. DPRD DKI Jakarta)
Ilustrasi. DPRD DKI Jakarta. (SinPo.id/Dok. DPRD DKI Jakarta)

SinPo.id - Wakil Ketua DPRD DKI, Wibi Andrino, menanggapi langkah Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang tengah mendorong modernisasi peralatan pengendalian banjir di Jakarta. 

Kendati mendukung penuh gagasan tersebut, Wibi menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara pendekatan teknologi dan pelestarian lingkungan.

"Modernisasi itu penting, tapi jangan sampai kita hanya berfokus pada alat. Jakarta butuh pendekatan menyeluruh yang juga memperbaiki kondisi ekosistemnya," kata Wibi dalam keterangannya, Kamis, 31 Juli 2025.

Adapun salah satu program yang sedang dikembangkan oleh Pemprov DKI ialah penggunaan pompa penyedot lumpur berteknologi tinggi, menggantikan ekskavator konvensional. Teknologi ini disebut-sebut telah digunakan di sejumlah kota besar dunia dalam menangani sedimentasi saluran air.

Namun, kata Wibi, adopsi teknologi semacam itu harus melalui kajian mendalam dan disertai transparansi anggaran serta kesiapan sumber daya manusia.

"Kita tidak bisa hanya belanja alat mahal, lalu selesai. Harus ada sistem pemeliharaan jangka panjang, pelatihan operator, dan audit kinerja berkala," ujarnya.

Lebih lanjut, dia juga menekankan persoalan banjir di Jakarta tidak akan selesai hanya dengan mengandalkan teknologi. Menurutnya, revitalisasi sungai, pelebaran saluran air, dan perluasan ruang terbuka hijau sebagai solusi berbasis alam yang tak boleh ditinggalkan.

"Selama struktur ruang dan tata air kota tidak diperbaiki, banjir akan tetap datang, seberapa canggih pun alatnya," Imbuhnya. 

Sebelumnya, Gubernur DKI meninjau Rumah Pompa Waduk Pluit sebagai bagian dari evaluasi sistem pengendalian banjir. Dalam kesempatan itu, ia menegaskan pentingnya kesiapan teknis dan pengadaan alat modern secara bertahap.

Pemprov DKI mencatat lebih dari 600 unit pompa air tersebar di 202 titik rawan banjir. Gubernur menekankan seluruh infrastruktur ini harus dirawat optimal, mengingat beban yang ditanggung semakin besar seiring dengan perubahan iklim dan pertumbuhan kota.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI