Menteri PPPA Soroti Kasus Kekerasan Seksual di Pasuruan: Anak Harus Dilindungi dari Rumah, Bukan Disakiti
SinPo.id - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menyoroti pentingnya penguatan fungsi keluarga sebagai benteng utama pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan. Hal ini ia sampaikan dalam dialog terbuka bersama Pemerintah Kabupaten Pasuruan dan para pemangku kepentingan, menyusul tragedi memilukan yang menimpa SA (14), pelajar SMP asal Pasuruan yang menjadi korban kekerasan seksual berulang.
“Kekerasan terhadap SA yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya menunjukkan rapuhnya sistem pengasuhan dan lemahnya kontrol sosial. Keluarga harus menjadi ruang pertama yang aman bagi anak,” tegas Menteri Arifah dalam sambutannya, Selasa 29 Juli 2025.
Menteri PPPA menekankan bahwa kasus SA menjadi pengingat keras bahwa perlindungan anak tak boleh ditunda. Korban berasal dari keluarga prasejahtera dan mengalami pelecehan seksual dari lebih dari satu pelaku. Meski pendampingan hukum dan psikologis telah diberikan melalui UPTD PPA, pemulihan jangka panjang dan pencegahan hanya bisa tercapai bila keluarga diperkuat.
Dalam forum tersebut, Arifah juga menggarisbawahi peran vital Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) sebagai garda terdepan edukasi dan perlindungan. Ia mendorong agar PUSPAGA tak sekadar menjadi tempat konseling, namun menjadi pusat pembelajaran pengasuhan berbasis nilai, literasi digital, kesehatan mental, hingga komunikasi positif antaranggota keluarga.
“PUSPAGA bukan sekadar program. Ia adalah upaya kolektif untuk memulihkan dan melindungi generasi penerus bangsa. Perlindungan anak harus dimulai dari rumah, oleh orang tua yang paham, peduli, dan siap mendampingi,” ujar Menteri PPPA menutup pernyataan.
Dialog tersebut dihadiri unsur pemerintah daerah, aparat hukum, tenaga kesehatan, pendamping hukum, tokoh masyarakat, pengasuh pondok pesantren, hingga pengelola PUSPAGA. Semua pihak sepakat memperkuat kerja kolaboratif berbasis komunitas demi mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak di masa mendatang.
