Varian Covid-19 Stratus Meluas di RI, Kemenkes Imbau Masyarakat Tetap Waspada
SinPo.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, berdasarkan laporan sistem surveilens, adanya varian baru Covid-19 di Indonesia, yang dikenal dengan XFG atau Stratus. Pada Mei 2025, varian ini terdeteksi pada 75 persen spesimen, dan meningkat tajam hingga mencakup 100 persen kasus pada Juni.
"Pada Bulan Juni Varian dominan di Indonesia adalah XFG (75 persen pada Mei, dan 100 persen pada Juni), dan XEN (25 persen pada Mei)," tulis laporan Kemenkes, dikutip Senin, 28 Juli 2025.
Adapun laporan ini merupakan hasil pemantauan rutin yang dilakukan di 39 Puskesmas, 35 rumah sakit, 14 Balai Karantina Kesehatan yang menjadi sentinel site atau pos pemantauan. Tujuannya untuk memonitor tren penyakit, tingkat keparahan, dan karakteristik molekuler dari virus yang beredar.
Berdasarkan data Minggu ke-30 tahun 2025, dari 186 pemeriksaan yang dilakukan, tercatat 13 kasus positif Covid-19, terdiri dari 3 kasus sentinel influenza-like illness (ILI) dan 10 kasus non-sentinel, dengan tingkat positivity rate sebesar 6,99 persen. Kasus positif komulatif tahun 2025 terbanyak dilaporkan terjadi di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Selatan, dan DI Yogyakarta.
Untuk total kasus positif Covid-19 secara kumulatif dari Minggu ke-1 hingga ke-30 (M1-M30) tahun 2025 sebanyak 302 kasus dari 13.010 spesimen yang diperiksa. Tingkat positivity rate berada di angka 2,32 persen.
"Jumlah kasus Covid-19 pada sentinel site hingga M25 berjumlah 82 kasus dari 2.613 spesimen diperiksa," lapor Kemenkes.
Kemenkes juga menyebut, varian dominan Covid-19 yang ada di Indonesia saat ini termasuk dalam kategori varian dengan risiko rendah. Karenanya, tidak perlu panik, namun tetap penting menjaga protokol kesehatan
"XFG menjadi variant nomor 1 dalam hal Spread dimana per 13 Juni sudah terdeteksi di 130 negara (paling banyak dari Eropa dan Asia) per Juni 2025," kata Kemenkes.
Kemenkes menyampaikan, dominansi global varian turunan dari LF.7.9 telah terpantau di 41 negara utamanya regional Amerika dan Asia. Subvarian LF.7.9.1 dan LP.7, secara umum memiliki karakteristik yang sama dengan JN.1.
"JN.1 masih menjadi Variants of Interest (VoI) sejak ditetapkan pada Desember 2023. Berdasarkan penilaian risiko, JN.1 merupakan varian yang berisiko rendah (low) di tingkat global," ucapnya.
Menurut Kemenkes, tidak ada indikasi subvarian ini lebih menular atau menyebabkan keparahan dibandingkan subvarian sebelumnya. Namun, perlu kewaspadaan bagi para lansia dan/atau orang yang memiliki komorbid.
Tak lupa, Kemenkes mengimbau masyarakat Indonesia untuk Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), menerapkan etika batuk/bersin untuk menghindari penularan kepada orang lain.
Kemudian, mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun (CTPS) atau menggunakan hand sanitizer, menggunakan masker bagi masyarakat jika jika berada di kerumunan atau sedang sakit seperti batuk, pilek, atau demam.
"Segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko. Bagi pelaku perjalanan jika mengalami sakit selama perjalanan agar menyampaikan kepada awak atau personel alat angkut maupun kepada petugas kesehatan di pelabuhan/ bandar udara/ PLBN setempat," imbau Kemenkes.
