Pemprov DKI Targetkan Tanam Mangrove Satu KM per Tahun

Laporan: Sigit Nuryadin
Minggu, 27 Juli 2025 | 21:27 WIB
Ilustrasi hutan mangrove (SinPo.id/ Ashar)
Ilustrasi hutan mangrove (SinPo.id/ Ashar)

SinPo.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus menggenjot upaya adaptasi perubahan iklim lewat restorasi ekosistem pesisir. Salah satunya melalui penanaman mangrove di kawasan utara Jakarta yang rawan abrasi dan krisis ekologis akibat urbanisasi ekstrem.

“Penanaman mangrove ini bukan hanya soal penghijauan, tapi bagian dari strategi besar memperkuat ketahanan ekosistem pesisir Jakarta menghadapi dampak perubahan iklim,” kata Sekretaris Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Rudy Syahrul, dalam keterangannya, Minggu, 27 Juli 2025.

Rudy mengatakan, Pemprov DKI menargetkan penanaman bibit mangrove sejauh satu kilometer setiap tahun. Dia juga menyampaikan, pada Sabtu kemarin, sebanyak 10.000 bibit mangrove ditanam secara serentak di empat titik strategis, yakni kawasan Pelabuhan PT KCN, Rusun Marunda, STIP Marunda, dan Hutan Lindung Angke Kapuk.

“Kegiatan ini juga menjadi bagian dari peringatan Hari Mangrove Sedunia 2025, sekaligus momentum untuk mengingatkan bahwa Jakarta adalah kota pesisir yang harus punya perlindungan ekologis jangka panjang,” ungkap dia. 

Adapun mangrove dikenal memiliki fungsi penting dalam menjaga garis pantai dari abrasi, menyerap karbon, serta menjadi habitat penting bagi keanekaragaman hayati. Di tengah ancaman naiknya muka air laut dan penurunan tanah (land subsidence), vegetasi mangrove diyakini menjadi benteng alami terakhir bagi Jakarta utara.

“Kalau kita tidak mulai dari sekarang, beberapa dekade ke depan kita akan kehilangan garis pantai Jakarta,” ujar Rudy.

Menurut dia, penanaman di kawasan rusun seperti Marunda juga menjadi simbol penting bahwa restorasi pesisir bisa berjalan berdampingan dengan kawasan permukiman, sekaligus mengedukasi warga soal fungsi ekologis hutan bakau.

Ke depan, Rudy menegaskan, Pemprov DKI akan terus menggandeng dunia usaha, komunitas lingkungan, dan akademisi untuk memperluas gerakan rehabilitasi mangrove, terutama di titik-titik yang terdampak pembangunan dan reklamasi.

“Ini kerja lintas sektor, tidak bisa dilakukan satu dinas saja. Kami butuh sinergi agar ekosistem pesisir Jakarta tetap hidup dan berfungsi,” tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI