Ekonom Saran Bikin Aturan Komprehensif agar Industri Ojol Berkembang
SinPo.id - Ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menilai, industri ojek online (ojol), memerlukan regulasi komprehensif demi melindungi semua pihak. Baik melindungi konsumen, pengemudi, aplikator, pemerintah, serta pelaku UMKM yang bergantung.
"Apa pun solusi yang dikeluarkan, harus mempertimbangkan kepentingan seluruh stakeholder, yaitu konsumen, driver, pemerintah dan aplikator. Pembahasan harus komprehensif, tidak boleh sepotong-sepotong," kata Wijayanto dalam keterangannya, Minggu, 27 Juli 2025.
Menurut Wijayanto, sektor transportasi online ini akan menjadi andalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan pekerjaan, dan mengurangi ketimpangan. Sebab itu, dibutuhkan regulasi sebagai acuannya.
Dia meminta semua pihak, tak hanya pemerintah, perlu belajar dari pengalaman negara lain dalam memajukan industri transportasi online nya.
"Juga belajar dari sektor-sektor di Indonesia yang sudah berhasil melakukan transformasi; dua sektor yang bisa dijadikan referensi adalah perbankan dan telekomunikasi," katanya.
Apalagi, transportasi online kini berperan penting membantu menghubungkan para pelaku ekonomi. Hal ini ikut dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, pada saat daya beli masyarakat menurun, ekosistem sektor ini juga terganggu. Untuk itu, diperlukan dukungan, dalam bentuk fleksibilitas regulasi.
Adapun usulan sebagian pihak yang meminta besaran bagi hasil atau komisi ojol yang ditetapkan sebesar maksimal 20 persen lalu kemudian diminta diturunkan menjadi 10 persen, itu berisiko bagi semua ekosistem. Tak hanya bagi perusahaan aplikasi, driver, tapi juga konsumen dan UMKM yang bergantung di sektor ini.
"Usulan tersebut (penurunan komisi) perlu dikaji ulang, karena bisa membangkrutkan aplikator ojol," tukasnya.
