Main Golf di Skotlandia, Trump Klaim Mediasi Perang Thailand-Kamboja Sambil Hadapi Aksi Protes
SinPo.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa dirinya telah berbicara langsung dengan pemimpin Thailand dan Kamboja untuk mendorong gencatan senjata atas konflik perbatasan yang telah menewaskan sedikitnya 32 orang dan melukai lebih dari 130 lainnya. Pernyataan ini ia sampaikan pada Sabtu 26 Juli 2025, di tengah kunjungan golf pribadinya di Skotlandia, tempat di mana ia juga mempromosikan dua lapangan golf miliknya.
“Baru saja berbicara dengan Perdana Menteri Kamboja terkait penghentian perang dengan Thailand,” tulis Trump di platform Truth Social. Tak lama kemudian, ia menambahkan, “Saya juga telah berbicara dengan Perdana Menteri Sementara Thailand. Percakapan yang sangat baik.”
Trump menyebut bahwa kedua negara sepakat secara prinsip atas gencatan senjata dan perdamaian. Ia berjanji akan meneruskan pesan itu ke kedua belah pihak dan menegaskan, “Gencatan senjata, perdamaian, dan kemakmuran tampaknya jadi hal yang alami. Kita lihat saja nanti!”
Namun, Trump juga memberi tekanan diplomatik dengan menyatakan bahwa kesepakatan dagang dengan kedua negara tidak akan dilanjutkan jika konflik lintas batas tidak dihentikan.
Pertempuran antara Thailand dan Kamboja memasuki hari ketiga, terutama di wilayah pantai Teluk Thailand sekitar 250 kilometer dari garis pertempuran utama. Ketegangan meletus sejak Kamis lalu, ketika sebuah ranjau meledak dan melukai lima tentara Thailand. Sejak itu, baku tembak dan serangan artileri terus berlangsung di wilayah perbatasan yang telah lama disengketakan, termasuk area kuil kuno yang menjadi sumber konflik.
Kunjungan Trump ke resor Turnberry miliknya di Skotlandia diwarnai aksi unjuk rasa. Ratusan demonstran berkumpul di depan Konsulat AS di Edinburgh dan di sekitar lapangan golf tempat Trump bermain bersama putranya, Eric Trump, dan Duta Besar AS untuk Inggris, Warren Stephens.
“Meski punya akar Skotlandia, dia tetap aib,” ujar Mark Gorman (63), seorang pekerja periklanan yang mengikuti aksi protes. “Saya sangat menentang semua yang ia perjuangkan.”
Demonstrasi juga terjadi di kota-kota lain. Sejumlah kelompok yang tergabung dalam “Koalisi Stop Trump” menggelar aksi menolak kebijakan luar negeri Trump, termasuk soal dukungan terhadap Israel dan sikap terhadap Ukraina. Mereka juga menyuarakan kritik terhadap PM Inggris Keir Starmer yang baru-baru ini menyepakati kesepakatan dagang dengan AS.
“Kami menolak normalisasi Trump di mana pun,” kata June Osbourne (52), seorang fotografer. “Kami harus bersuara.”
“Saya tidak bisa hanya diam,” tambah Amy White (15) dari Edinburgh, sambil mengangkat papan bertuliskan “We don’t negotiate with fascists.”
Di balik agenda golf, Trump juga dijadwalkan menggelar pembicaraan dagang dengan PM Inggris Keir Starmerdan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Ia juga akan mengunjungi lapangan golf milik keluarga Trump di Aberdeen, sebelum kembali ke Washington pada Selasa.
Sementara itu, dunia menunggu apakah upaya mediasi Trump di tengah permainan golf ini akan membuahkan hasil konkret, atau hanya menjadi bagian dari manuver politik dan pencitraan di tengah sorotan publik dan kecaman global.
