Hadiri Green Impact Festival 2025, Gibran Ingatkan Dampak Perubahan Iklim
SinPo.id - Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menghadiri Acara Puncak Green Impact Festival 2025 di Djakarta Theater, Jl. Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis, 24 Juli 2025. Dalam sambutannya, Gibran menekankan pentingnya kesadaran kolektif untuk menghadapi tantangan perubahan iklim akibat pemanasan global.
"Ada bencana kekeringan ekstrem, banjir, kenaikan air laut, yang nanti dampaknya banyak, seperti gagal panen, dan lain-lain. Jadi, ini tantangan kita ke depan. Tantangannya sudah ada di depan mata dan kita harus segera bertindak," kaga Gibran.
Namun, menurut Gibran, Indonesia adalah negara yang tangguh. Contohnya, meski digempur pandemi Covid-19, resesi global, konflik geopolitik, perang dagang, perang tarif, pertumbuhan ekonomi dan inflasi Indonesia tetap terjaga.
"Pertumbuhan ekonomi kita tetap resilient di angka 4,7-4,8 persen di kuartal pertama (2025). Dan inflasinya juga terkendali year-on-year di angka 1,8 persen. Nah, ini pekerjaan rumah (PR) kita ke depan bagaimana kita bisa keluar dari middle income trap dengan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri," paparnya.
Lebih lanjut, Gibran menegaskan bahwa sesuai arahan Presiden Prabowo, berbagai visi, misi, dan program pemerintah terus mengedepankan aspek lingkungan, sosial, dan keberlanjutan. Untuk itu, dalam pengembangan energi hijau, sangat penting mengantisipasi greenflation, yakni inflasi akibat transisi energi hijau yang tidak terkendali.
"Makanya ke depan kita harus hati-hati, hati-hati jangan sampai masyarakat, rakyat kecil, industri kecil terdampak karena hal-hal seperti ini," tuturnya.
Dalam upaya nyata menuju energi bersih di tanah air, pemerintah menargetkan peningkatan penggunaan bioenergi. Ia mengatakan, potensi bioenergi nasional sangat besar dengan sumber daya sawit, rumput laut, dan komoditas lainnya.
"Ini kalau sekarang kita sudah punya B35, B40, ke depan Pak Presiden menargetkan B50. Jadi, nanti untuk bioavtur, bioethanol, biodiesel, banyak. Dan potensi bioenergi kita besar sekali. Ini mencapai 57 gigawatt. Dan, kalau yang namanya sawit, rumput laut, kita termasuk yang terbesar di dunia,"ujarnya.
Kemudian di bidang penghijauan, Gibran menepis anggapan bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) merusak hutan. Alasannya, lahan IKN berada di kawasan hutan produksi Eukaliptus yang memang dipanen secara berkala.
"Sekarang kita bangun IKN di sana, terus akan kita kembalikan lagi sebagai hutan heterogen dengan pohon-pohon endemik asli Kalimantan. Ada pohon Ulin, Meranti, lalu ada pohon Tengkawang. Jadi, ini apa yang sudah dilakukan saya kira sudah on track," ujarnya.
Selain itu, Gibran memaparkan berbagai capaian pemerintah dalam upaya mengatasi krisis iklim. Mulai dari menekan angka kebakaran hutan, pelestarian hutan mangrove, pengembangan energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya dan sampah, hingga penggunaan kendaraan berbahan bakar listrik.
"Kita nggak kalah sama negara-negara lain. Hari Selasa kemarin, Pak Presiden, saya dan beberapa menteri juga baru saja rapat terbatas tentang KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) yang ada di beberapa tempat. Ini yang ada di Kendal, Galang Batang, Gresik, dan juga Batang, itu pabrik-pabriknya sudah memproduksi solar panel, solar cell, dan sudah diekspor ke US, Eropa, dan China," ucapnya.
"Jadi, ini luar biasa sekali. Dan pabrik-pabrik seperti ini akan kita genjot terus. Next, minyak jelantah. Minyak jelantah sekarang juga sudah bisa diproses menjadi campuran bioavtur. Ini sudah ada kilangnya di Cilacap," sambungnya.
Terkait pemanfaatan kendaraan listrik, Gibran memuji langkah Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang terus memaksimalkan pemanfaatan kendaraan umum listrik.
"Ini saya juga sangat mengapresiasi Pak Gubernur Jakarta. Sekarang beliau sedang menambah armada untuk TransJakarta Listrik. Ini ada 500 bus baru di akhir 2025. Lalu, digratiskan untuk 15 golongan, TNI, Polri, apalagi ya, kaum difabel, lansia, gratis. Hari Rabu, ASN sama Gubernurnya wajib naik TransJakarta. Saya kira ini langkah yang patut diapresiasi dan patut dicontoh di kota-kota lain," pungkasnya.

