42.385 Pekerja Kena PHK di Paruh Pertama 2025, Jawa Tengah Paling Banyak

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 23 Juli 2025 | 03:38 WIB
Ilustrasi suara penolakan pemutusan hubungan kerja. (SinPo.id/dok. KPI)
Ilustrasi suara penolakan pemutusan hubungan kerja. (SinPo.id/dok. KPI)

SinPo.id -  Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat sebanyak 42.385 pekerja menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) selama periode Januari hingga Juni 2025. Jumlah ini mengalami kenaikan signifikan sebesar 32,19 persendibanding periode yang sama tahun lalu, yakni 32.064 pekerja di Januari–Juni 2024.

Data tersebut diunggah dalam laman resmi Satudata Kemnaker, dan menunjukkan bahwa provinsi Jawa Tengahmenyumbang angka PHK tertinggi dengan 10.995 korban PHK, disusul Jawa Barat (9.494 orang) dan Banten (4.267 orang).

Menurut Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kemnaker, Anwar Sanusi, peningkatan PHK ini disebabkan oleh dinamika sektor industri tertentu yang mengalami tekanan berat, terutama pada kuartal pertama 2025.

“Tahun 2025 ini memang tren PHK agak lebih tinggi. Tapi di bulan Juni ada sedikit penurunan dibanding bulan-bulan sebelumnya,” ujar Anwar, dikutip Selasa 22 Juli 2025.

Anwar menyebut, terdapat tiga sektor industri utama yang paling banyak menyumbang PHK, yaitu:

Industri pengolahan

Perdagangan besar dan eceran

Pertambangan dan penggalian

Salah satu kasus PHK massal yang cukup menyita perhatian publik adalah tutupnya perusahaan tekstil raksasa, PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), di awal tahun 2025. Peristiwa ini ikut menyumbang lonjakan angka PHK nasional.

Anwar mengakui pihaknya tengah mendalami berbagai faktor penyebab tren PHK ini. “Tentunya ada faktor-faktor lain yang mungkin belum selesai atau masih dalam proses. Ini akan kami kaji lebih dalam,” tambahnya.

Pemerintah, lanjut Anwar, sedang merancang berbagai strategi untuk menahan laju PHK dan mengurangi angka pengangguran yang dikhawatirkan akan meningkat.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI