Tembakan Tentara Israel Tewaskan 32 Warga Palestina di Titik Distribusi Bantuan di Gaza Selatan
SinPo.id - Sebanyak 32 warga Palestina dilaporkan tewas dan lebih dari 70 lainnya terluka setelah pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga yang sedang mengantre bantuan makanan di dekat lokasi distribusi yang dikelola organisasi Gaza Humanitarian Fund (GHF), di kawasan Teina, Gaza bagian selatan.
Peristiwa tragis ini terjadi di tengah mandeknya upaya gencatan senjata yang diprakarsai oleh Amerika Serikat dan Qatar, akibat perbedaan pandangan mengenai kehadiran militer Israel di Gaza dan masa depan Hamas di wilayah tersebut.
Menurut saksi mata Mahmoud Mokeimar, insiden berdarah ini terjadi saat ratusan warga—kebanyakan pria muda—bergerak menuju titik distribusi bantuan sekitar pukul 05.00 hingga 06.00 waktu setempat. Ketika kerumunan mendekat ke lokasi bantuan di kawasan timur Khan Younis, tentara Israel melepaskan tembakan peringatan.
Namun, tak lama kemudian, pasukan Israel dikabarkan menembaki langsung kerumunan. “Itu seperti pembantaian. Tentara menembak secara membabi buta ke arah kami,” kata Mokeimar yang berhasil melarikan diri, namun menyaksikan beberapa jasad tak bergerak tergeletak di tanah.
Saksi lain, Akram Aker, menyebut tembakan berasal dari senapan mesin yang terpasang di tank dan drone. Ia mengatakan pasukan Israel mengepung lokasi dan menembaki warga secara langsung.
Gaza Humanitarian Fund (GHF) merupakan organisasi bantuan yang baru beroperasi sejak Mei 2025, dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat dan persetujuan Israel. Inisiatif ini bertujuan menggantikan sistem distribusi bantuan PBB yang kerap dituding gagal akibat dugaan penyalahgunaan oleh Hamas.
GHF mengklaim telah menyalurkan jutaan paket makanan dalam dua bulan terakhir. Namun dalam praktiknya, penyaluran bantuan kerap menimbulkan kepadatan dan ketegangan di lapangan.
Sebelumnya, pada awal pekan ini, 20 warga Palestina juga tewas dalam insiden di titik bantuan GHF di dekat Khan Younis, sebagian besar akibat terinjak-injak dalam kepanikan setelah gas air mata dan granat kejut dilemparkan ke arah kerumunan.
Hingga berita ini diturunkan, militer Israel belum memberikan keterangan resmi terkait dua insiden mematikan tersebut. Dalam perjanjian dengan Washington, tentara Israel dilarang hadir secara fisik di lokasi GHF, namun tetap bertanggung jawab atas pengamanan dari jarak jauh.
GHF sendiri menyatakan tidak ada tembakan mematikan yang berasal dari dalam lokasi mereka dan menegaskan bahwa keamanan ditangani oleh petugas swasta bersenjata.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyatakan seluruh korban penembakan telah dibawa ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis. Di antara korban, 32 orang meninggal dunia dan sedikitnya 70 lainnya mengalami luka-luka dengan berbagai tingkat keparahan.
Insiden ini terjadi bersamaan dengan jadwal ujian nasional pertama bagi pelajar Palestina sejak serangan Israel dimulai pada Oktober 2023. Sekitar 1.500 siswa dijadwalkan mengikuti ujian pada Sabtu pagi, sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat total korban jiwa sejak dimulainya serangan Israel pada 7 Oktober 2023 kini telah melampaui angka 58.500 orang, dengan dua pertiga di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, menurut verifikasi data PBB.
Perang di Gaza dimulai sejak Hamas melancarkan serangan besar-besaran ke Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang pada 7 Oktober 2023. Sejak itu, Israel menyatakan akan terus melanjutkan operasi militernya hingga mencapai tujuan utamanya, yaitu menghancurkan dan membubarkan Hamas sepenuhnya.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa perang belum akan berakhir sebelum Hamas dibasmi, dilucuti, dan diusir dari Jalur Gaza.

