Tolak Ekspor Komoditas Mentah, Bahlil Ogah Mirip Era VOC

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 19 Juli 2025 | 19:37 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (SinPo.id/ Dok. ESDM)
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (SinPo.id/ Dok. ESDM)

SinPo.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan, pentingnya swasembada energi dan hilirisasi dalam pembangunan energi nasional. Karena, hilirisasi tak hanya meningkatkan nilai tambah, tapi juga memperkuat ketahanan energi Indonesia.

"Sebagai Menteri ESDM, saya ingin menekankan bahwa pembangunan energi nasional hari ini mengusung misi besar, yaitu swasembada energi dan hilirisasi. Untuk itu, Pemerintah terus mendorong reaktivasi sumur migas idle, pembangunan infrastruktur gas, dan hilirisasi sektor minerba, serta melakukan percepatan transisi energi melalui pengembangan EBT dan inovasi teknologi," kata Bahlil dalam keterangannya, Sabtu, 19 Juli 2025. 

Bahlil menerangkan, hilirisasi berarti mengolah bahan mentah menjadi barang jadi, sehingga tidak ada lagi ekspor bahan mentah. Dengan demikian, seluruh proses berada di dalam negeri.

"Jangan lagi mengirim bahan mentah, nilai tambahnya di luar, kita cuman main ekspor material bahan baku. Kalau seperti itu apa bedanya kita dengan zaman VOC. VOC itu 390 tahun mengirim bahan baku yang membuat negara-negara lain candu terhadap sumber daya kita," tegasnya.

Menurut Bahlil, selama ini negara-negara lain mendapatkan pasokan bahan baku dari Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pabrik mereka. Sebab itu, sudah saatnya Indonesia sepenuhnya menjalankan program hilirisasi, memproses komoditas hingga menjadi produk jadi.

Sebagai contoh konkret, Bahlil menyebutkan ekosistem baterai untuk mobil listrik di Indonesia, dengan nilai investasi mencapai US$20 miliar, telah menempatkan negara kita sebagai produsen baterai terbesar kedua di dunia setelah China.

"Nanti bulan November ada investasi US$100 miliar atau Rp1.600 triliun. Sekarang kita akan membangun lagi dari China dan Korea, itu sekitar US$8 miliar yang juga menjadi salah satu yang terbesar dalam mengolah bahan baku nikel hingga menjadi cell battery. Bahkan Presiden Prabowo meminta hingga menjadi mobil listrik," tukas Bahlil.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI