Presiden Prabowo Borong 50 Pesawat Boeing untuk Garuda, Target Jangka Panjang 120 Unit

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 19 Juli 2025 | 02:17 WIB
Ilustrasi maskapai pelat merah Garuda Indonesia. (SinPo.id/dok. Garuda )
Ilustrasi maskapai pelat merah Garuda Indonesia. (SinPo.id/dok. Garuda )

SinPo.id -  Presiden RI Prabowo Subianto memutuskan untuk membeli 50 unit pesawat Boeing dari Amerika Serikat sebagai bagian dari kesepakatan dagang antara Indonesia dan AS. Pesawat-pesawat tersebut akan digunakan untuk memperkuat maskapai nasional Garuda Indonesia.

“Garuda adalah kebanggaan kita. Garuda adalah flag carrier nasional. Garuda lahir dalam perang kemerdekaan kita. Jadi Garuda harus menjadi lambang Indonesia,” kata Presiden Prabowo kepada wartawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu 16 Juli 2025.

Langkah ini sejalan dengan kerja sama bilateral yang baru saja terjalin antara pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat. Dalam perjanjian itu, Presiden Donald Trump memangkas tarif impor produk Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengapresiasi dukungan Presiden. Perusahaan mengakui kebutuhan armada mereka cukup besar, yaitu sekitar 120 unit pesawat untuk jangka panjang.

“Komunikasi dengan Boeing sebenarnya telah Garuda lakukan sejak beberapa waktu terakhir ini, sejalan dengan strategi kami untuk melakukan penambahan sekitar 120 pesawat,” ujar Sekretaris Perusahaan Garuda Indonesia, Cahyadi Indrananto, Jumat (18/7/2025).

Meski begitu, Cahyadi menegaskan bahwa tidak seluruh pesawat akan dibeli dari Boeing. Garuda akan menjajaki kerja sama dengan berbagai produsen dan lessor untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

“Situasi rantai pasok dunia masih sangat terbatas, jadi kami berusaha mencari dari berbagai sumber,” jelasnya.

Terkait dengan pembelian 50 unit pesawat dari Boeing, Cahyadi menyebut proses masih berlangsung. Termasuk dalam hal ini adalah pencarian pendanaan.

“Sudah ada beberapa pihak yang tertarik mendanai pembelian tersebut,” ungkapnya. Namun, ia enggan menyebutkan siapa saja calon pemberi dana itu.

Ia menambahkan, Garuda dan Boeing kini sedang berdiskusi intensif untuk menentukan jenis, jumlah, dan jadwal pengiriman pesawat.

“Jumlah, jenis, dan timeline delivery masih kami diskusikan dengan Boeing. Ini sangat bergantung pada kesiapan mereka,” imbuhnya.

Pembelian pesawat ini merupakan bagian dari paket kerja sama perdagangan senilai miliaran dolar. Dalam kesepakatan yang diumumkan oleh Presiden Trump pada Selasa (15/7), Indonesia juga akan membeli:

Produk energi dari AS senilai US$15 miliar atau setara Rp244,41 triliun, serta

Produk pertanian AS senilai US$4,5 miliar atau sekitar Rp73,32 triliun (asumsi kurs Rp16.294/dolar AS).

BERITALAINNYA
BERITATERKINI