Bahlil Tegaskan Penerapan Bea Keluar saat Harga Batu Bara Tinggi

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 18 Juli 2025 | 19:57 WIB
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (SinPo.id/ Tangkapan layar)
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (SinPo.id/ Tangkapan layar)

SinPo.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, keputusan penerapan bea keluar akan dilakukan jika harga komoditas batu bara dan emas, sudah memiliki nilai keekonomian yang layak. Namun, saat ini belum dilakukan lantaran harga batu bara sedang mengalami penurunan.

"Jangan juga kita memberatkan pengusaha di saat harga batu bara masih sangat rendah," kata Bahlil di Jakarta, Jumat, 18 Juli 2025.

Bahlil menyampaikan, jika harga baru bara sudah membaik, dimana pengusaha sudah mendapatkan keuntungan, sangat wajar bila nantinya mereka menyetorkan ke negara, melalui mekanisme bea keluar.

"Kalau harga batu baranya sudah tinggi, untungnya banyak, boleh dong bagi dengan pemerintah," tutur dia.

Namun, saat ini rencana kebijakan tersebut belum final, masih dibahas bersama Kementerian Keuangan. Dan, yang pasti dengan kondisi harga belum membaik, kebijakan tersebut belum diterapkan dalam waktu dekat

"Kami sedang siapkan kebijakan teknisnya," tukasnya.

Sementara, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno menyebut rencana penerapan bea keluar untuk kedua komoditas ini kemungkinan akan diterapkan pada tahun depan dengan menyesuaikan kondisi harga.

"Iya bakal diterapkan (2026). Kalau misalnya diterapkan, diterapkan," kata Tri.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batu bara Indonesia (Aspebindo) Fathul Nugroho, meminta bea keluar untuk komoditas tambang diterapkan secara bertahap dan memperhatikan daya saing industri. Sedangkan saat ini, sektor pertambangan nasional sedang menghadapi tekanan turunnya permintaan dan harga komoditas di pasar internasional.

Indonesia merupakan salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia. Karena itu, setiap kebijakan fiskal, seperti bea keluar, berpotensi memengaruhi arus produksi, harga jual, hingga keputusan ekspor jangka pendek.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI