Cek Kesehatan Gratis Masuk Sekolah, DKI Targetkan Generasi Sehat Sejak Dini

Laporan: Sigit Nuryadin
Jumat, 18 Juli 2025 | 14:57 WIB
Ilustrasi. Cek Kesehatan Gratis. (SinPo.id/Setpres)
Ilustrasi. Cek Kesehatan Gratis. (SinPo.id/Setpres)

SinPo.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai melaksanakan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi pelajar sejak awal pekan ini, bertepatan dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). 

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, program ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk membangun generasi muda yang sehat dan tangguh.

“Kami mulai dari Sekolah Rakyat, dan akan dilanjutkan ke seluruh jenjang pendidikan secara bertahap,” ujar Ani di Jakarta, Jumat, 18 Juli 2025.

Dia menyampaikan, cek kesehatan gratis pelajar merupakan bagian dari inisiatif Kementerian Kesehatan yang menargetkan 53 juta siswa sebagai sasaran utama pemeriksaan kesehatan dasar terbesar sepanjang sejarah Indonesia. 

"Program ini diketahui sebagai salah satu quick win dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto," ungkap dia. 

Menurut Ani, pemeriksaan yang dilakukan mencakup deteksi dini terhadap gangguan mata, telinga, anemia, penyakit tidak menular (PTM), serta penyakit menular lainnya. 

“Semua aspek kesehatan dasar yang esensial untuk mendukung tumbuh kembang anak dipantau,” jelas Ani. 

Dia menegaskan, pelajar merupakan kelompok strategis dalam peta pembangunan kesehatan Indonesia. “Kalau kita ingin menciptakan generasi emas, harus dimulai dari tubuh yang sehat sejak dini. Sekolah adalah tempat terbaik untuk itu,” imbuhnya. 

Adapun cek kesehatan gratis pelajar sendiri merupakan kelanjutan dari program  yang lebih dulu menyasar kelompok bayi, balita, ibu hamil, hingga usia produktif. 

Setelah dimulai di sekolah-sekolah milik Pemprov, kata dia  program ini akan meluas ke lembaga di bawah Kementerian Pendidikan dan madrasah pada Agustus, serta menyasar pesantren dan satuan pendidikan berbasis keagamaan.

Ani menambahkan, program ini tak hanya bertujuan mendeteksi penyakit, tapi juga menjadi pintu masuk dalam pembinaan kesehatan berkelanjutan di lingkungan sekolah. 

“Kami ingin menjadikan pemeriksaan ini sebagai budaya baru dalam dunia pendidikan, bukan sekadar kegiatan insidental,” tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI