Wagub DKI Ajak Ormas Rancang Masa Depan Budaya Betawi di Jakarta
SinPo.id - Wakil Gubernur DKI, Rano Karno mengajak organisasi kemasyarakatan (ormas) dan komunitas budaya untuk aktif merumuskan arah pemajuan Budaya Betawi di tengah transformasi Jakarta menuju kota global.
Hal itu disampaikan Rano saat membuka Forum Group Discussion (FGD) bertema Pemajuan Kebudayaan Betawi di Jakarta, Selasa, 15 Juli 2025.
Menurutnya, pelestarian budaya lokal harus menjadi fondasi utama dalam membentuk identitas Ibu Kota pascapemindahan status administratifnya.
“Jakarta ke depan harus menjadi kota global yang tetap berakar pada budayanya. Dan budaya itu ya Budaya Betawi, sebagai identitas asli kota ini,” kata Rano
Dalam forum tersebut, Rano menekankan pentingnya menciptakan ruang diskusi yang melibatkan ormas, budayawan, dan komunitas lokal sebagai bagian dari proses konsolidasi ide. Menurut dia, pelestarian kebudayaan tidak cukup hanya lewat seremonial, tetapi harus menjadi bagian dari strategi pembangunan jangka panjang.
“Ini bukan sekadar pertemuan, tapi langkah strategis untuk memperkuat komitmen bersama menjaga dan memberdayakan Budaya Betawi agar tetap hidup dan relevan,” ujarnya.
Rano juga menggarisbawahi pentingnya membangun kolaborasi lintas sektor, dari pemerintah hingga masyarakat sipil. Dia berharap forum diskusi ini bisa melahirkan gagasan yang progresif dan aplikatif, termasuk dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya.
“Kami mendukung lewat penguatan kelembagaan budaya, pembinaan komunitas seni, sampai pada program ekonomi kreatif yang bersumber dari kearifan lokal,” ujar Rano.
Menurut dia, tantangan terbesar saat ini adalah menjadikan budaya sebagai kekuatan pembangunan kota. Di tengah modernisasi dan ekspansi urban, kata dia, Budaya Betawi harus menemukan ruang dan bentuk baru agar tak sekadar jadi simbol.
“Jakarta akan berubah, tapi jangan sampai budayanya terpinggirkan. Justru kita ingin kota ini berkarakter karena budaya lokalnya hidup,” kata mantan aktor yang kini menjadi pejabat itu.
Rano pun mengapresiasi kehadiran para tokoh budaya dan komunitas yang telah terlibat aktif menjaga tradisi. "Saya berharap FGD ini dapat menghasilkan peta jalan pemajuan budaya yang konkret, inklusif, dan berkelanjutan," tandasnya.

