Istri Diplomat Kemlu Telepon Penjaga Kos 3 Kali sebelum Suami Ditemukan Tewas

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 14 Juli 2025 | 03:05 WIB
Ilustrasi penemuan mayat (SinPo.id/ Pixabay)
Ilustrasi penemuan mayat (SinPo.id/ Pixabay)

SinPo.id -  Misteri kematian seorang diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39) di sebuah kamar indekos kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, terus didalami pihak kepolisian. Fakta terbaru, sang istri sempat menelepon penjaga kos sebanyak tiga kali sebelum ADP ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

“8 Juli 2025 pukul 05.27 WIB, istri korban kembali menghubungi penjaga kos untuk minta cek kamar korban,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, Minggu 13 Juli 2025

Menurut keterangan polisi, telepon pertama dilakukan pada Senin 7 Juli 2025 pukul 22.40 WIB, namun saat itu istri korban menghubungi nomor lama penjaga kos yang sudah tidak aktif. Panggilan kedua terjadi pukul 00.48 WIB, sudah ke nomor baru, untuk meminta tolong agar kamar ADP dicek karena ponsel sang suami tidak bisa dihubungi.

Panggilan ketiga dilakukan pukul 05.27 WIB, bertepatan dengan waktu saat penjaga kos terlihat kembali mendekati kamar korban dalam rekaman CCTV.

Dalam video CCTV yang direkam pada Selasa (8/7) pukul 00.27 WIB, terlihat seorang penjaga kos mondar-mandir di depan kamar ADP sambil berbicara menggunakan speaker telepon. Saat itu, ia mengenakan sarung kotak-kotak dan bertelanjang dada, dengan pakaian putih tersampir di bahu.

“Benar, penjaga kos saat itu sedang menindaklanjuti permintaan dari istri korban,” ujar Ade Ary.

Pukul 05.20 WIB, penjaga kos kembali terlihat mendekati kamar, kali ini sudah berpakaian rapi dan membawa sapu. Ia sempat mengintip ke jendela kamar sebelum berbalik arah. Tak lama setelah itu, jendela kamar akhirnya dibuka paksa, dan jenazah ADP ditemukan.

ADP ditemukan tak bernyawa dalam kondisi kepala terlilit lakban dan tubuh tertutup selimut. Namun, polisi menyatakan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau barang yang hilang dari dalam kamar.

“Sidik jari korban ditemukan di lakban, tapi belum bisa disimpulkan apakah ia memasangnya sendiri atau tidak,” jelas Ade Ary.

ADP diketahui berasal dari Sleman, Yogyakarta, dan merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia tinggal sendirian di kamar indekos tersebut, sementara sang istri masih berada di Yogyakarta.

Komunikasi terakhir antara ADP dan istrinya terjadi pada Senin malam (7/7) pukul 21.00 WIB. Ketika sang istri mencoba menelepon kembali pada pukul 05.00 WIB keesokan harinya, ponsel ADP sudah tidak aktif.

Karena khawatir, sang istri pun meminta penjaga kos untuk memeriksa kondisi suaminya, yang berujung pada penemuan jenazah diplomat tersebut.

Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami apakah terdapat unsur pidana dalam kematian ADP. Sejumlah saksi telah dimintai keterangan, dan hasil autopsi serta forensik masih ditunggu untuk memastikan penyebab pasti kematian.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI