Sebelum 1 Agustus, RI-AS Sepakat Tuntaskan Perundingan Tarif dalam Tiga Minggu

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 10 Juli 2025 | 13:27 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersalaman dengan U.S. Secretary of Commerce, Howard Lutnick. (SinPo.id/dok. Ekon)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersalaman dengan U.S. Secretary of Commerce, Howard Lutnick. (SinPo.id/dok. Ekon)

SinPo.id - Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat akan mempercepat perundingan tarif resiprokal dengan target dalam tiga waktu minggu ke depan. Hal ini sebagaimana Surat Presiden Trump kepada Presiden Prabowo Subianto tertanggal 7 Juli 2025, yang menyampaikan besaran tarif  untuk Indonesia dan masa pemberlakuannya dimulai pada 1 Agustus 2025.

Kesepakatan itu tercapai dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan pihak AS yang diwakili oleh U.S. Secretary of Commerce, Howard Lutnick dan United States Trade Representative, Jamieson Greer. 

"Kita sudah memiliki pemahaman yang sama dengan AS terkait progress perundingan. Kita akan mengoptimalkan waktu dalam tiga minggu ke depan, untuk secara intensif merundingkan lebih lanjut dan menuntaskan perundingan tarif ini dengan prinsip yang saling menguntungkan," ujar Airlangga dalam keterangannya, Kamis, 10 Juli 2025. 

Airlangga menyampaikan, pertemuan di Washington ini menjadi langkah penting dalam upaya memperkuat kerja sama perdagangan antar kedua negara.

Ia juga mengapresiasi atas proses negosiasi yang selama ini berjalan konstruktif dengan pihak AS. Karena, perundingan telah mencapai kemajuan dan kesepakatan-kesepakatan yang mencakup mengenai isu-isu tarif, hambatan non-tarif, ekonomi digital, keamanan ekonomi, serta kerja sama komersial dan investasi.

Menurut Airlangga, perundingan kali ini berjalan sangat baik dan konstruktif, seperti perundingan sebelumnya, dengan memberikan ruang untuk membuat kesepakatan lebih lanjut. Baik terkait dengan besaran tarif resiprokal maupun offer yang disampaikan Indonesia. 

Airlangga menegaskan kembali bahwa hubungan Indonesia dan AS selama ini sudah terjalin sangat baik dan akan terus diperkuat.

 Kita ingin meningkatkan hubungan komersial Indonesia dengan AS. Beberapa hari lalu, Perusahaan-perusahaan Indonesia di bidang Energi dan Pertanian telah menandatangani MoU dengan Perusahaan-perusahaan dan Asosiasi Usaha AS untuk pembelian produk unggulan AS dan mendorong peningkatan investasi," kata  Airlangga.

Indonesia dan AS juga melihat potensi besar untuk memperluas kembali kerja sama di sektor strategis seperti mineral kritis (critical minerals). 

"Pihak AS menunjukkan ketertarikan yang kuat untuk mendorong kemitraan di bidang critical minerals. Indonesia memiliki cadangan besar nikel, mangan, kobalt, dan tembaga. Kita perlu mengoptimalkan potensi kerjasama dan investasi dalam pengolahan critical minerals tersebut bersama-sama," ungkapnya

Pihak Indonesia dan AS telah sepakat untuk mengoptimalkan waktu beberapa minggu ke depan, untuk secara intensif melanjutkan proses perundingan kebijakan tarif resiprokal ini, dengan saling menghormati penawaran dan permintaan dari masing-masing pihak, untuk menjadi dasar dalam menetapkan kebijakan tarif resiprokal dan memperkuat kerjasama perdagangan dan investasi antar kedua negara. 

Kedua pihak yakin bahwa kerjasama dan kesepakatan ini akan mampu memberikan manfaat positif dan konkret bagi perekonomian kedua negara.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI