LIGA 1

Alasan APPI Minta PT LIB Tinjau Ulang Aturan 11 Pemain Asing di Liga 1 2025/2026

Laporan: Tim Redaksi
Rabu, 09 Juli 2025 | 06:51 WIB
Liga 1
Liga 1

SinPo.id -  Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) secara resmi menyuarakan keberatannya atas kebijakan baru PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang memperbolehkan setiap klub Liga 1 mendaftarkan hingga 11 pemain asing pada musim 2025/2026.

Aturan tersebut dinilai akan berdampak langsung terhadap keberlangsungan karier pemain lokal. APPI pun meminta PT LIB dan pemangku kepentingan kompetisi untuk segera meninjau ulang kebijakan tersebut demi masa depan sepak bola nasional.

“Mayoritas pemain Liga 1 merasa keberatan dengan adanya regulasi tersebut karena secara langsung akan sangat mengurangi menit bermain mereka,” tulis APPI dalam pernyataan resminya, Selasa 8 Juli 2025.

APPI menjelaskan bahwa jika seluruh klub Liga 1 atau Super League memaksimalkan kuota 11 pemain asing, maka akan ada 198 pemain lokal yang kehilangan tempatnya di skuad utama atau bahkan kontrak profesional.

“Jika klub memaksimalkan kuota, 198 pemain lokal Super League akan kehilangan pekerjaan atau harus turun ke Championship (Liga 2), yang otomatis menggeser pemain di sana dan memicu efek domino hingga ke Liga 3,” jelas APPI.

Sebagai catatan, pada musim 2024/2025, setiap klub hanya diizinkan merekrut delapan pemain asing, dengan maksimal enam pemain bisa dimainkan dalam satu pertandingan. Namun musim 2025/2026 ini, klub boleh merekrut 11 pemain asing, dan menggunakan delapan di setiap laga.

Kebijakan ini memicu reaksi keras dari komunitas pemain, terutama karena Indonesia hanya memiliki satu level kompetisi profesional saat ini, yakni Liga 1. Minimnya ruang kompetisi membuat ancaman kehilangan menit bermain menjadi semakin nyata.

APPI menegaskan bahwa pihaknya tidak menolak kehadiran pemain asing secara mutlak. Namun, peningkatan kuota secara drastis dinilai tidak proporsional dengan kondisi liga dan pembinaan sepak bola nasional saat ini.

“Kami sangat berharap regulasi ini dapat ditinjau kembali, disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan perkembangan sepak bola Indonesia, bukan semata mengejar kompetitivitas instan,” tulis APPI.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI