Panglima TNI: Jalin Diplomasi Militer dengan 26 Negara, Siap Hadapi Geopolitik Global

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 03 Juli 2025 | 00:48 WIB
Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) Diraja Brunei Darussalam (ABDB) Major General Haji Muhammad Haszaimi Bin Bol Hassan dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. (SinPo.id/Puspen TNI)
Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) Diraja Brunei Darussalam (ABDB) Major General Haji Muhammad Haszaimi Bin Bol Hassan dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto. (SinPo.id/Puspen TNI)

SinPo.id -  Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa TNI terus memperkuat kerja sama diplomatik militer dengan berbagai negara untuk menghadapi dinamika geopolitik dan geostrategi yang tengah berkembang di kawasan dan dunia.

Hal ini disampaikan usai rapat tertutup dengan Komisi I DPR RI, di Kompleks Parlemen, Rabu 2 Juli 2025.

“TNI tetap melaksanakan hubungan secara diplomatik militer dengan panglima tentara di beberapa negara. Baik kita yang berkunjung ke sana atau mereka datang ke Indonesia,” ujar Agus.

Selain diplomasi kunjungan, Agus menyampaikan bahwa TNI juga aktif menggelar latihan bersama, pertukaran personel, dan pendidikan militer lintas negara.

“TNI memiliki jaringan dengan 26 negara untuk menyekolahkan prajurit dari level kapten hingga yang berpangkat lebih tinggi,” ungkapnya.

Tak hanya Indonesia yang mengirimkan personel ke luar negeri, negara-negara Asia Tenggara dan Asia Pasifik juga mengirim perwakilannya ke Indonesia untuk mengikuti program pendidikan militer.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa Indonesia tetap menjunjung tinggi prinsip politik bebas aktif dan filosofi "seribu kawan terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak."

“Kita tidak terlibat dalam konflik kawasan, tetapi tetap memberi perhatian terhadap isu kemanusiaan,” ujarnya.

Menhan juga menyoroti krisis di Timur Tengah sejak 7 Oktober 2024 yang telah menyebabkan lebih dari 60.000 korban jiwa. Presiden Prabowo Subianto, kata Sjafrie, telah menyerukan agar negara-negara lebih mengedepankan diplomasi dan solusi damai.

“Berhentilah untuk berkonflik. Marilah duduk bersama untuk solusi yang bermanfaat bagi kemanusiaan,” ucap Sjafrie.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI