Jakpro Libatkan Warga Eks Kampung Bayam dalam Pembangunan Hunian Sosial

Laporan: Sigit Nuryadin
Rabu, 02 Juli 2025 | 17:29 WIB
Warga Kampung Bayam (SinPo.id/Beritajakarta)
Warga Kampung Bayam (SinPo.id/Beritajakarta)

SinPo.id - Proyek hunian Kampung Susun Bayam di kawasan Jakarta Utara kini memasuki tahap akhir. PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro menyatakan proses berjalan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan langsung warga eks Kampung Bayam dalam penataan dan pembangunan lingkungan.

“Kami tidak bekerja sendiri. Semangat kebersamaan warga menjadi penggerak utama dalam proses ini,” ujar Direktur Utama Jakpro, Iwan Takwin, dalam keterangannya, Rabu, 2 Juli 2025.

Menurut Iwan, pendekatan kolaboratif menjadi kunci dalam pembangunan Kampung Susun Bayam. Dia menyebut berbagai kegiatan telah dilakukan warga secara swadaya, mulai dari urban farming, pembuatan kolam ikan, hingga pengelolaan ruang terbuka yang kelak akan menopang keberlanjutan hidup komunitas.

“Yang mereka bangun bukan sekadar taman atau kebun. Itu adalah fondasi untuk masa depan bersama yang mereka desain sendiri,” tuturnya. 

Iwan melalui Jakpro mengklaim seluruh tahapan administratif dijalankan dengan mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Namun, lebih dari aspek hukum dan teknis, Iwan menekankan pentingnya keterlibatan warga sebagai bagian dari transformasi sosial.

“Setiap langkah kami selalu disampaikan secara terbuka kepada warga. Kami ingin hunian ini menjadi tempat tinggal yang tumbuh bersama masyarakatnya, bukan sekadar bangunan vertikal,” kata Iwan. 

Lebih jauh, Iwan mengungkapkan, proyek ini juga mendapat dukungan dari sejumlah dinas di lingkungan Pemprov DKI Jakarta, seperti Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian serta Dinas Sumber Daya Air, yang membantu pengembangan fasilitas pendukung dan edukasi urban farming.

Menurutnya, keberhasilan Kampung Susun Bayam bukan diukur dari rampungnya bangunan, tetapi dari kuatnya ikatan sosial yang terbentuk.

“Transformasi ini bukan hanya soal beton dan semen, tapi juga bagaimana warga mengambil bagian dan merasa memiliki. Itu yang membuat kampung ini hidup,” imbuhnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI