Fadli Zon: Soekarno-Hatta Dianggap Teroris oleh Belanda, Tapi Pahlawan bagi Kita
SinPo.id - Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengatakan, dalam penulisan ulang sejarah harus dengan perfektif Indonesia sentris yaitu perfektif kepentingan nasional. Karena, kepentingan nasional Indonesia tentu berbeda dengan Belanda yang menganggap para pahlawan bangsa ini sebagai ekstremis.
"Kepentingan nasional kita tentu saja berbeda misalnya kalau kita berbicara kolonial berbeda dengan Belanda yang waktu itu saya sampaikan, dalam perfektif Belanda Soekarno dan Hatta itu adalah ya lawan, ekstrimis, teroris bahkan. Bung Tomo juga disebut teroris oleh Belanda, tapi bagi kita pahlawan," Kata Fadli dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 Juli 2025.
Fadli menjelaskan, di Belanda saat ini pandangan mereka mengenai sejarah Indonesia juga cukup dinamis. Bahkan, sekitar tiga tahun lalu, negara Ratu Wilhemina itu mengeluarkan 11 jilid buku tentang peristiwa tahun 1945-1950.
Belanda juga mulai merevisi mengenai istilah-istilah, seperti Indonesia menganggap tahun 1945-1950 itu merupakan perang mempertahankan kemerdekaan. Namun, Belanda berpandangan, periode itu merupakan suatu revolusi Indonesia untuk melawan mereka.
"Makanya, istilah-istilah nya pun berbeda. Kita menyebutnya agresi militer Belanda pertama tahun '47, agresi militer Belanda kedua tahun 48, tapi belanda menganggap ini bukan agresi militer tapi aksi polisionil pertama, aksi polisionil kedua, karena untuk mengamankan dan menertibkan kerusuhan-kerusuhan yang ada di Indonesia. Karena mereka menganggap Indonesia masih milik mereka pada waktu itu setelah mereka terbebaksan dari Nazi dan memenangkan perang dunia II, " tukas Fadli.
