Ngaku 'Ring Satu' Istana dan Pamer Pistol di Depok, Ternyata Bos Rumah Potong Hewan
SinPo.id - Seorang pria berinisial Z diamankan pihak kepolisian usai aksinya pamer pistol sambil mengaku sebagai 'ring satu' Istana viral di media sosial. Peristiwa ini terjadi di kawasan Pancoran Mas, Depok, dan melibatkan keributan dengan warga setempat.
Bukan aparat atau pengawal elite, pelaku ternyata hanyalah seorang pengusaha rumah potong hewan (RPH). Hal ini dikonfirmasi oleh pihak kepolisian saat konferensi pers.
"Menurut informasi dia selaku pengusaha ya, pengusaha di RPH tersebut. Jadi memang tidak dalam hal penjagaan," kata Kasi Humas Polres Metro Depok AKP Made Budi, Selasa 1 Juli 2025.
Insiden bermula saat pelaku Z terlibat adu mulut dengan salah satu penghuni RPH. Perselisihan dipicu oleh tindakan pelaku yang membuang atau memindahkan barang-barang milik korban.
"Korban tidak suka dengan perlakuan terlapor yang membuang atau menggeser barang di rumahnya. Lalu terjadi cekcok mulut," jelas Made.
Dalam puncak perselisihan, pelaku tiba-tiba mengaku sebagai orang 'ring satu' Istana dan memperlihatkan pistol yang terselip di pinggangnya, meski tidak sampai diarahkan ke korban.
"Dia mengeluarkan kata-kata bahwa pernah di pemerintahan, pernah di ring satu Istana. Menurut informasi tidak diacungkan senjatanya, hanya diperlihatkan," tambah Made.
Aksi pelaku menjadi sorotan publik setelah rekaman video kejadian tersebar luas di media sosial. Dalam video yang beredar, pelaku mengenakan kaus abu-abu dan celana jeans, tampak adu argumen dengan warga.
"Kalau kewenangan, saya kan hanya pembantu ya. Tapi saya juga orang pemerintah, saya ring satunya Istana sebenarnya, ini buktinya saya punya begini," ucap pelaku dalam video sembari memperlihatkan benda mirip pistol dari balik bajunya.
Menindaklanjuti insiden tersebut, tim dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya segera mengamankan pelaku. Saat ini, penyidik tengah menyelidiki lebih lanjut soal asal-usul dan keaslian senjata yang diperlihatkan Z.
"Pelaku sudah dimintai keterangan dan diamankan oleh penyidik Krimum Polda Metro," ujar AKP Made.
Kasus ini menambah daftar panjang tindakan intimidatif yang dilakukan warga sipil dengan menyalahgunakan simbol kekuasaan. Polisi mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dan segera melapor jika mengalami intimidasi serupa.
