PCO Hasan Nasbi: Tak Semua Fakta Masuk Buku Sejarah, Penulisan Perlu Pertimbangan Matang
SinPo.id - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menegaskan bahwa penulisan sejarah nasional Indonesia tidak bisa merangkum seluruh kejadian secara utuh. Ia menilai, setiap fakta sejarah yang tercantum dalam buku resmi telah melalui pertimbangan matang dari para sejarawan.
Pernyataan ini disampaikan Hasan saat menjadi pembicara dalam acara PCO Goes to Campus yang digelar bersama para mahasiswa di Jakarta, Senin 30 Juni 2025
“Dalam penulisan sejarah, tidak mungkin merangkum seluruh kejadian. Contohnya, apakah pernah tertulis bahwa di masa Jepang, pimpinan Putera (Pusat Tenaga Rakyat) menyediakan PSK untuk tentara Jepang? Itu kejadian, tapi tidak masuk buku sejarah,” ujar Hasan
Menurut Hasan, tidak dimasukkannya beberapa peristiwa tertentu dalam buku sejarah nasional bukan karena pengaburan, melainkan karena ada pertimbangan akademik dan kepentingan bangsa.
“Ada kebutuhan kita sebagai bangsa untuk belajar dari masa lalu, tapi juga membesarkan bangsa kita di masa depan,” lanjutnya.
Hasan meminta semua pihak bersabar dan memberi kepercayaan penuh kepada para sejarawan profesional yang menyusun versi termutakhir buku sejarah Indonesia.
Ia menegaskan bahwa proyek penulisan ulang sejarah yang ditargetkan rampung pada Agustus 2025, bertepatan dengan HUT ke-80 RI, melibatkan lebih dari 100 sejarawan yang kompeten di bidangnya.
“Mereka ini profesor, doktor sejarah. Mereka tidak akan menggadaikan integritas akademik dan profesionalisme hanya untuk kepentingan tertentu,” tegas Hasan.
Penulisan sejarah versi terbaru ini menjadi salah satu program prioritas Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Namun prosesnya turut menjadi sorotan publik, terutama pasca komentar kontroversial Fadli terkait tragedi pemerkosaan massal Mei 1998, yang sempat memicu polemik.
