Kementan Datangkan 1.500 Lebih Sapi Impor untuk Dorong Produksi Susu Nasional
SinPo.id - Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan, dalam dua hari, lebih dari 1.500 ekor sapi perah bunting didatangkan dari Australia ke Indonesia untuk memperkuat populasi sapi perah dan mendukung produktivitas peternak lokal.
Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, langkah impor ini selaras dengan program pemerintah dalam mempercepat peningkatan populasi dan produksi susu nasional, khususnya melalui Program Percepatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN).
"Pemerintah menargetkan peningkatan populasi sapi perah sebanyak satu juta ekor hingga tahun 2029. Ini adalah bagian penting dari strategi mencapai ketahanan pangan dan mendukung program Makan Bergizi Gratis," ujar Agung dalam keterangannya, Minggu, 29 Juni 2025.
Agung menguraikan, pada Sabtu kemarin, sebanyak 1.088 ekor sapi perah yang tiba di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo. Pemasukan ini difasilitasi oleh PT Santosa Agrindo Lestari (Santori), anak perusahaan JAPFA, bekerja sama dengan PT Greenfields Dairy Indonesia, PT Karya Suci Pratama, PT Irfai Berkah Sejahtera, PT Arla Food, serta Koperasi Suka Makmur.
Sehari sebelumnya, 485 ekor sapi perah juga telah masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, oleh PT Kironggo Joyo. Total, dalam waktu dua hari, jumlah sapi perah impor yang masuk mencapai 1.573 ekor.
Saat ini, produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) baru mampu memenuhi sekitar 21 persen dari kebutuhan nasional yang mencapai 4,6 juta ton per tahun.
Karena itu, ia berharap, kehadiran sapi impor dapat meningkatkan kapasitas peternak lokal dan mendorong kemandirian produksi susu di dalam negeri.
Menurut JAPFA, sapi yang diimpor merupakan sapi perah persilangan antara Holstein dan Jersey yang memiliki keunggulan genetik berupa produktivitas susu tinggi, masa laktasi panjang, interval kelahiran yang singkat, serta lebih adaptif terhadap iklim tropis Indonesia. Selain itu, ukuran tubuh yang lebih kecil dinilai lebih sesuai untuk dikelola oleh peternak skala kecil dan menengah.
Direktur Kesehatan Hewan, Imron Suandy menambahkan, seluruh sapi impor telah melalui protokol kesehatan hewan yang ketat sejak sebelum pengiriman hingga tiba. Pemerintah memastikan hewan yang masuk dalam kondisi sehat, bebas penyakit hewan menular strategis, dan telah disertai dokumen lengkap sesuai standar internasional.
"Bersama dengan Badan Karantina Hewan, tindakan karantina dan pemeriksaan kesehatan hewan akan kami lakukan secara menyeluruh. Ini bagian dari komitmen kami menjaga kesehatan hewan sekaligus menjamin keamanan pangan asal hewan,” ujar Imron.
Imron melanjutkan, pengawasan juga akan terus dilakukan selama proses distribusi sapi ke para perusahaan joint shipment dan peternak mitra Greenfields di Jawa Timur.
CEO Greenfields, Akhil Chandra, menjelaskan bahwa sapi-sapi tersebut akan didistribusikan kepada 120 peternak mitra yang tersebar di Kabupaten Malang, Blitar, Pasuruan, dan Kota Batu, Jawa Timur.
"Kami juga akan menyerap seluruh hasil susu dari peternak mitra dan memberikan dukungan teknis berkelanjutan agar para peternak dapat meningkatkan produktivitas secara optimal," ujarnya.
Kementan menilai, skema investasi seperti ini menjadi model penting dalam memperkuat peran peternak rakyat dan membangun ekosistem peternakan susu nasional yang berkelanjutan. Dukungan sektor swasta dan koperasi diharapkan semakin mempercepat peningkatan produksi susu nasional.
