Tragedi Pendaki Tewas di Gunung Rinjani, DPR Minta Perbaikan Prosedur Evakuasi

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 28 Juni 2025 | 21:47 WIB
Gunung Rinjani (SinPo.id/Kemenprekraf)
Gunung Rinjani (SinPo.id/Kemenprekraf)

SinPo.id - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Syaiful Huda menghormati hasil autopsi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27), yang tewas terjatuh di Gunung Rinjani.  Hasil autopsi bahkan diharap menyudahi kontroversi yang menuding Basarnas lambat dalam mengevakuasi.

"Hasil autopsi Juliana Marins kita hargai, kita jadikan rujukan ilmiah terkait hasil autopsi. Saya kira termasuk menjawab berbagai spekulasi informasi yang berkembang di tengah publik, baik publik Indonesia maupun publik luar negeri," kata Huda saat dihubungi, Jakarta, Sabtu, 28 Juni 2025.

Huda mengatakan kondisi Juliana Marins memang terlihat cukup parah setelah terjatuh dari Gunung Rinjani. Dia pun berharap hasil autopsi yang diungkapkan ke publik bisa mengakhiri tudingan Basarnas lambat mengevakuasi Juliana Marins.

"Jadi bahwa Juliana memang kelihatannya dalam posisi cukup parah luka dari kecelakaan terperosok yang akhirnya hasil autopsi teridentifikasi bisa bertahan hanya 20 menit. Ini saya kira bisa clear-kan berbagai spekulasi informasi yang berkembang, dan saya berharap ini menjadi rujukan objektif untuk sudahi berbagai kontroversi mengenai isu kelambanan atau kurang profesional Basarnas," ucap dia.

Meski begitu, Legislator dari Fraksi PKB itu juga terus mendorong semua pihak berbenah buntut insiden ini. Termasuk, pihak Basarnas.

"Tentu kita harus terus berbenah penyelenggaraan tugas dan fungsi semua pihak harus berbenah, termasuk di dalamnya para pemandu pendaki yang biasanya 1 pemandu pendaki mengawal 15 orang, mungkin nanti hampir pasti tidak bisa terkontrol dengan baik. Saat yang sama kita akan terus dorong termasuk di dalamnya Basarnas untuk lakukan evaluasi dari berbagai kejadian termasuk peristiwa ini," ujar dia.

Jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Martina yang tewas setelah terjatuh di Gunung Rinjani selesai diautopsi. Juliana diketahui hanya mampu bertahan 20 menit setelah terjatuh ke jurang Rinjani.

"Perkiraan 20 menit," kata Dokter Forensik RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar, Ida Bagus Putu Atit, beberapa waktu lalu.

Juliana terjatuh ke jurang Gunung Rinjani pada Sabtu, 21 Juni 2025. Hasil autopsi mengungkap korban mengalami luka parah akibat benturan keras di beberapa bagian tubuhnya.

"Kami dapat menyimpulkan sebab kematian karena kekerasan tumpul yang menyebabkan kerusakan pada organ-organ dalam dan pendarahan," kata dia.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI