Kementan Pastikan Impor Sapi Tak Bebani APBN, Justru Dongkrak Investasi
SinPo.id - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Suganda menegaskan, kebijakan impor indukan sapi hidup, merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendorong industrialisasi subsektor peternakan. Justru langkah ini untuk memperluas kesempatan tumbuhnya pelaku usaha lokal, terutama peternak rakyat dan koperasi.
"Target kami adalah mendorong peningkatan produksi susu dan daging sapi nasional untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagaimana dicanangkan Bapak Presiden Prabowo," kata Agung dalam keterangannya, Kamis, 26 Juni 2025.
Dia menerangkan, pemerintah tengah mengakselerasi Program Percepatan Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN) yang menjadi mandat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Salah satu langkah yang ditempuh yaitu dengan
mendatangkan satu juta ekor sapi perah dan satu juta ekor sapi pedaging dalam lima tahun ke depan.
Hingga pertengahan Juni 2025, sudah masuk 22.241 ekor terdiri dari 8.580 ekor sapi perah dan 11.405 ekor sapi pedaging.
"Ini bukan sekadar impor, tapi bagian dari investasi terintegrasi. Kami sudah mengantongi komitmen dari 196 pelaku usaha sapi perah dan 84 pelaku usaha sapi pedaging, baik PMDN maupun PMA," ujarnya.
Dia menekankan, kebijakan impor indukan sapi ini sejatinya bukan pengganti produksi lokal, melainkan akselerator untuk mempercepat kemandirian pangan nasional. Selain itu, sebagian besar sapi yang diimpor merupakan sapi bunting, sehingga dapat langsung berkontribusi terhadap peningkatan populasi dan produksi.
Sebagai bentuk dukungan nyata, sambung Agung, pemerintah menyediakan berbagai insentif bagi para investor. Diantaranya, insentif fiskal seperti tax allowance dan investment allowance, serta dukungan nonfiskal berupa penyediaan lahan, asistensi teknis, dan pengawalan proses perizinan.
"Karpet merah kami gelar untuk investor yang ingin ikut membangun kedaulatan pangan nasional," tegasnya.
Guna memastikan keberlanjutan program tersebut, Kementan juga menekankan pentingnya kemitraan antara peternak rakyat dan investor. Skema ini menjadikan peternak sebagai mitra operasional, sementara investor menyediakan indukan sapi, pakan, sistem manajemen, serta teknologi.
Melalui skema investasi, penguatan peran peternak rakyat, serta keterlibatan koperasi dan UMKM, pemerintah membangun ekosistem peternakan yang lebih produktif, dan berkelanjutan. "Kita ingin peternakan lokal tumbuh, industri nasional berkembang, dan masyarakat mendapatkan akses protein hewani yang cukup dan terjangkau," tukasnya.

