Baru Sehari Damai dengan Iran, Israel Kembali Gempur Gaza: 14 Warga Palestina Tewas

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 26 Juni 2025 | 02:37 WIB
Ilustrasi. Gaza mengalami keruntuhan infrastruktur digital secara total. (SinPo.id/Sky News)
Ilustrasi. Gaza mengalami keruntuhan infrastruktur digital secara total. (SinPo.id/Sky News)

SinPo.id -  Hanya sehari setelah gencatan senjata dengan Iran diumumkan, militer Israel kembali melancarkan serangan masif ke Jalur Gaza, Palestina, pada Rabu 25 Juni 2025. Serangan ini menewaskan setidaknya 14 warga sipil Palestina dalam waktu 24 jam terakhir.

Dilansir dari Al Jazeera, militer Israel meningkatkan serangan darat dan udara di seluruh Gaza, termasuk Khan Younis di wilayah selatan dan Jabalia di bagian utara, tempat warga dipaksa mengungsi oleh tembakan tank dan sniper.

Menurut laporan langsung jurnalis Al Jazeera di lapangan, serangan Israel bukan hanya menyasar wilayah padat penduduk, namun juga menargetkan warga sipil yang sedang mencari bantuan kemanusiaan.

“Korban kemanusiaan meningkat bukan hanya akibat serangan yang disengaja terhadap lingkungan padat penduduk, tetapi juga akibat serangan terhadap pencari bantuan di dekat Yayasan Kemanusiaan Gaza,” tulis laporan itu.

Saksi mata dan tenaga medis di lapangan mengonfirmasi bahwa militer Israel telah menembaki warga sipil di sekitar pusat distribusi bantuan di Gaza tengah dan selatan.

Militer Israel disebut kembali memusatkan operasi ke Gaza setelah perang udara 12 hari dengan Iran berakhirlewat kesepakatan gencatan senjata pada Selasa (24 Juni 2025).

“Sekarang fokusnya kembali ke Gaza – untuk memulangkan para sandera dan membubarkan rezim Hamas,” ujar Kepala Staf Militer Israel Eyal Zamir, dikutip dari Anadolu Agency.

Zamir menegaskan bahwa kampanye militer terhadap Iran belum sepenuhnya berakhir, namun kini memasuki fase baru. Ia juga mengklaim bahwa rentetan serangan ke Iran telah menghambat program nuklir Teheran selama beberapa tahun ke depan.

Gencatan senjata antara Israel dan Iran diumumkan secara mengejutkan oleh Presiden AS Donald Trump, dan mulai berlaku sejak Selasa. Namun, perkembangan di Gaza menunjukkan bahwa konflik regional masih jauh dari kata selesai.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI