HKTI Akhiri Dualisme, Mentan Sebut Langkah Penting Dukung Visi Presiden Prabowo

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 25 Juni 2025 | 23:39 WIB
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman. (SinPo.id/dok. Kementan)
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman. (SinPo.id/dok. Kementan)

SinPo.id - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menilai, akselerasi pembangunan sektor pertanian nasional, akan semakin kuat dan cepat, dengan tidak adanya lagi dualisme di tubuh organisasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

"Ini adalah momentum yang baik untuk menyatukan HKTI yang selama ini terbelah, menjadi satu kekuatan besar. Yang terpenting adalah bagaimana kita bersama-sama merealisasikan visi Presiden Prabowo, khususnya di sektor pertanian,” ujar Amran di Jakarta, Rabu, 25 Juni 2025.

Diketahui, sejak Munas ke-VII di Bali pada Juli 2010 silam, HKTI mengalami dinamika internal berupa dualisme kepengurusan antara kepemimpinan Jenderal (Purn) Moeldoko dan Fadli Zon yang berlangsung lebih dari satu dekade.

Menurut Amran, Munas ke- X tahun 2025 ini menjadi momentum bersejarah untuk menyatukan kembali kedua kekuatan tersebut dalam satu kepemimpinan tunggal demi kemajuan petani dan pembangunan pertanian Indonesia.

Amran juga mengapresiasi semangat dan kekompakan para peserta Munas HKTI, yang datang dari 35 provinsi secara sukarela dalam waktu yang singkat.

Hal ini sebagai bukti nyata bahwa HKTI memiliki kekuatan besar dan komitmen tinggi untuk membangun pertanian nasional yang maju dan berkelanjutan.

Selain itu, langkah strategis ini utamanya untuk memperkuat peran kelembagaan petani dalam mendukung program prioritas Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam mewujudkan swasembada pangan.

"Dengan struktur yang lebih solid, HKTI akan mampu menjadi mitra strategis pemerintah dalam mempercepat pencapaian berbagai program pembangunan pertanian, termasuk swasembada pangan," paparnya.

Lebih lanjut, Amran menekankan pentingnya penguatan peran HKTI di setiap wilayah dalam mengawal pengembangan sektor unggulan daerah berbasis keunggulan komparatif.

Sejumlah komoditas seperti kopi di Aceh, pala di Sumbawa, kakao di Luwu Timur, dan mete di Sulawesi Tenggara, sambung Amran, menjadi contoh prioritas dalam strategi hilirisasi nasional yang harus dikawal secara serius.

"Kita akan petakan berdasarkan keunggulan komparatif, kemudian dikawal oleh HKTI. Sekarang Wakil Menteri Pertanian akan menjadi ketua HKTI, ini satu kesatuan tidak bisa terpisahkan mengawal program unggulan Presiden," tukasnya.

Sebelumnya, HKTI resmi mengakhiri konflik dualisme kepemimpinan yang telah berlangsung lebih dari satu dekade.

Dua kubu yang selama ini bersaing, yaitu kubu Fadli Zon dan Moeldoko, sepakat menunjuk Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, sebagai ketua umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) HKTI periode 2025-2030.

Kesepakatan tersebut dicapai dalam Musyawarah Nasional X HKTI dan Kongres Tani Indonesia yang digelar di Kementerian Pertanian pada Selasa, 24 Juni. Dalam forum tersebut, Sudaryono menjadi calon tunggal dan ditetapkan secara aklamasi sebagai ketua umum yang baru, tepat pada 25 Juni 2025.

"Dalam penyelenggaraan Munas kali ini, HKTI yang diketuai Pak Fadli Zon dan juga HKTI yang diketuai Pak Moeldoko akan bersatu. Tidak ada lagi dualisme,” pungkas Sudaryono.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI