Pemprov DKI Uji Coba Sistem Pengelolaan Sampah Kolaboratif di Enam Kelurahan
SinPo.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta resmi menjalankan proyek percontohan pengelolaan sampah berbasis kolaborasi di enam kelurahan. Langkah ini diambil untuk memperkuat sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan terdesentralisasi di tingkat wilayah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI, Asep Kuswanto mengatakan, program ini menyasar RW tertentu di setiap wilayah kota, termasuk RW 07 Kelurahan Johar Baru (Jakarta Pusat), RW 04 Kelurahan Pegangsaan Dua (Jakarta Utara), RW 05 Kelurahan Pengadungan (Jakarta Barat), RW 07 Kelurahan Ulujami (Jakarta Selatan), RW 17 Kelurahan Klender (Jakarta Timur), serta Pulau Sancang di Kelurahan Pulau Pari (Kepulauan Seribu).
“Melalui pendekatan kolaboratif, kami ingin memperkuat peran aktif masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah sejak dari rumah. Ini adalah investasi sosial dan lingkungan jangka panjang,” ujar Asep dalam keterangannya, Rabu, 25 Juni 2025.
Dalam program ini, kata dia, setiap RW yang menjadi lokasi uji coba akan mendapatkan fasilitas pendukung seperti pelatihan pengelolaan sampah, edukasi warga, hingga pembangunan infrastruktur pengolahan sampah skala lokal.
“Kami tak hanya membangun fisik, tetapi juga membangun kesadaran. Harapannya, perubahan perilaku warga menjadi fondasi dari sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” ungkap dia.
Lebih lanjut, Asep mengungkapkan, DLH DKI menargetkan hasil nyata dalam satu tahun pertama pelaksanaan, seperti meningkatnya jumlah rumah tangga yang aktif memilah sampah dan berkurangnya volume sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Dia juga menuturkan, jika hasilnya positif, model pengelolaan ini akan diterapkan di ratusan kelurahan lainnya di Jakarta. “Kami melihat proyek ini sebagai laboratorium sosial. Jika terbukti efektif, maka akan jadi referensi untuk replikasi skala kota,” kata Asep.
Asep menambahkan, proyek ini juga membuka ruang partisipasi dari berbagai pihak, termasuk komunitas lokal, sektor swasta, dan akademisi. “Pengelolaan sampah adalah isu bersama. Semakin banyak yang terlibat, semakin kuat dampaknya,” tandasnya.

