Netanyahu Berterima Kasih kepada Trump: Sahabat Baik Israel dalam Perang Melawan Iran

Laporan: Tim Redaksi
Kamis, 19 Juni 2025 | 06:25 WIB
Benjamin Netanyahu dan Donald Trump. (DW News)
Benjamin Netanyahu dan Donald Trump. (DW News)

SinPo.id -  Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyampaikan apresiasi secara terbuka kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, atas dukungannya dalam mempertahankan wilayah udara Israel di tengah konflik bersenjata dengan Iran.

Pernyataan itu disampaikan Netanyahu melalui siaran televisi nasional pada Rabu malam waktu setempat, dikutip dari AFP, Kamis 19 Juni 2025.

“Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Trump, seorang sahabat baik negara Israel,” kata Netanyahu.

Ia menyebut Trump telah menunjukkan keberpihakan yang jelas dalam mendukung pertahanan Israel, khususnya di saat negara itu diserang rentetan rudal dan drone oleh Iran.

“Saya berterima kasih kepadanya karena berada di pihak kita, dan saya berterima kasih atas dukungan Amerika Serikat dalam mempertahankan wilayah udara Israel,” lanjutnya.

Netanyahu mengakui bahwa konflik dengan Iran sejak Jumat (13/6/2025) telah menimbulkan kerugian menyakitkandi pihak Israel, namun mengklaim pasukannya tetap kuat dan solid.

“Kami menyerang rezim Ayatollah dengan kekuatan yang luar biasa. Kami menghantam program nuklir mereka, fasilitas rudal, markas militer, dan simbol kekuasaan mereka,” tegas Netanyahu.

Meski begitu, ia juga menegaskan bahwa Israel menanggung kerugian besar dalam konflik tersebut.

“Kami menderita banyak kerugian, kerugian yang menyakitkan. Namun, garis depan tetap solid, rakyatnya kuat, dan negara Israel lebih kuat dari sebelumnya,” ucapnya.

Pertempuran besar antara Iran dan Israel kembali pecah sejak Jumat (13/6) setelah serangan udara besar-besaran diluncurkan Israel ke wilayah Iran, yang memicu respons balasan dari Teheran dengan serangan rudal dan drone ke beberapa kota di Israel, termasuk Tel Aviv dan Haifa.

Menurut data dari kantor Netanyahu, hingga kini setidaknya 24 orang tewas di Israel dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Sementara dari pihak Iran, pemerintah menyatakan sedikitnya 224 orang tewas, termasuk sejumlah komandan militer penting dan ilmuwan nuklir, namun belum ada pembaruan jumlah korban sejak Minggu 15 Juni 2025.

Media Israel hingga kini masih berada di bawah pembatasan ketat dari sensor militer, sehingga informasi detail mengenai kerusakan dan korban masih minim.

Konflik ini menjadi salah satu eskalasi terbesar antara Iran dan Israel dalam dekade terakhir, dan dunia internasional terus memantau perkembangan situasi dengan kekhawatiran terhadap potensi meluasnya perang di kawasan Timur Tengah.

Trump Habis Kesabaran

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan tengah mempertimbangkan opsi bergabung dalam serangan militer Israel terhadap Iran. Ia mengaku kesabarannya terhadap sikap dan aksi Iran telah mencapai batas.

Dalam pernyataan di South Lawn Gedung Putih, saat menyaksikan pemasangan tiang bendera baru, Trump mengatakan bahwa belum ada keputusan final, namun opsi penggunaan kekuatan militer terbuka lebar.

“Saya mungkin melakukannya, saya mungkin tidak melakukannya. Maksud saya, tidak seorang pun tahu apa yang akan saya lakukan,” ucap Trump kepada wartawan, Rabu 18 Juni 2025, dikutip dari AFP.

Trump mengaku mendapat sinyal dari pihak Iran yang ingin membuka pembicaraan diplomatik. Namun ia menilai inisiatif tersebut datang terlambat.

“Iran memiliki banyak masalah dan mereka ingin berunding. Mereka menyarankan agar mereka datang ke Gedung Putih. Itu tindakan yang berani. Tapi, tampaknya tidak mudah bagi mereka untuk melakukannya,”imbuhnya.

Trump mengulang seruannya kepada Teheran untuk menyerah tanpa syarat, sembari membuka kemungkinan tetap mengedepankan jalur diplomasi dalam meredam konflik nuklir.

“Saya lebih suka solusi diplomatik. Tapi saat ini ada perbedaan besar antara sekarang dan seminggu yang lalu,” ujar Trump, mengacu pada perkembangan eskalasi militer sejak serangan Israel terhadap Iran dimulai enam hari lalu.

Meski demikian, Trump belum mengesampingkan aksi militer dan menyatakan bahwa keputusan apa pun bisa berubah dengan cepat tergantung situasi di lapangan.

Menanggapi kemungkinan keterlibatan AS, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan bahwa campur tangan Amerika hanya akan memperparah konflik.

“Jika Amerika Serikat ikut campur, akan ada kerusakan yang tidak dapat diperbaiki,” tegas Khamenei dalam pernyataan resminya.

Sejak Jumat 13 Juni 2025, Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran ke Iran sebagai balasan atas sejumlah serangan drone dan rudal balistik ke wilayahnya. Serangan tersebut memicu eskalasi tajam antara dua musuh lama itu.

Dalam enam hari terakhir, dilaporkan puluhan tewas dan ratusan luka-luka di kedua negara. Situasi ini membuat komunitas internasional khawatir akan meledaknya perang terbuka regional yang melibatkan kekuatan global seperti AS.

Meski belum secara resmi mengumumkan perang, pernyataan Trump menjadi sinyal kuat bahwa konflik Iran-Israel kini berada di ambang keterlibatan langsung Amerika Serikat.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI