Tempe Bogor Tembus 10 Negara, Wali Kota Dedie Dukung Masuk UNESCO
SinPo.id - Tempe, makanan sederhana khas Indonesia, kini makin mendunia. Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim mengungkapkan bahwa tempe produksi lokal dari Kota Bogor telah diekspor ke 10 negara. Ia pun mendukung penuh langkah pemerintah yang tengah mengajukan tempe sebagai Warisan Budaya Takbenda ke UNESCO.
“Di Bogor sendiri saat ini ada produsen tempe yang sudah menjadi eksportir ke 10 negara. Ini membanggakan karena tempe tak hanya digemari di dalam negeri, tapi juga di mancanegara,” ujar Dedie saat menghadiri peringatan Hari Tempe Nasional yang digelar Forum Tempe Nasional di Kota Bogor, Minggu 15 Juni 2025.
Dedie menyebut, kini tempe tak lagi sekadar makanan tradisional, melainkan produk pangan berprotein tinggi yang diminati dunia. Ia menilai, keberhasilan tempe tembus pasar internasional menjadi bukti bahwa budaya pangan Indonesia memiliki nilai tinggi.
“Dulu istilah 'bangsa tempe' dianggap lemah. Tapi kini, tempe jadi bukti bangsa kita mampu mengolah makanan sederhana jadi pangan berkelas dunia,” katanya.
Ketua Umum Forum Tempe Indonesia, Hardinsyah, menjelaskan bahwa pengajuan tempe ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda sudah dimulai sejak 2014. Perjuangan itu kini membuahkan hasil karena telah diterima dan menunggu penetapan resmi pada tahun 2026.
“Upaya ini sudah berjalan lebih dari 10 tahun, dan akhirnya diterima pemerintah untuk diajukan. Kita tinggal menanti keputusan di sidang UNESCO nanti,” jelasnya.
Peringatan Hari Tempe Nasional turut menghasilkan sejumlah rekomendasi. Forum Tempe Nasional berharap tempe bisa menjadi media diplomasi budaya Indonesia dan disajikan dalam setiap jamuan kenegaraan.
Selain itu, pengrajin dan UMKM tempe diharapkan mendapat akses permodalan, teknologi, dan pasar yang lebih luas—bahkan global. Mereka juga mendorong riset tempe untuk pengembangan produk pangan dan suplemen.
“Tempe juga bisa dijadikan bahan ajar di sekolah dasar dan menengah, agar budaya kuliner tempe hidup dalam ekosistem pendidikan kita,” tutup Hardinsyah.
